Fosil Dinosaurus Dijual Rp 34 Miliar, Para Ahli Zaman Purba Kesal

Para ahli zaman purba tidak menyetujui penjualan fosil dinosarus.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Agu 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2018, 20:00 WIB
Lelang Fosil Dinosaurus di Paris
Kerangka dua dinosaurus, Diplodocus (belakang) dan Allosaurus dipamerkan sebelum mulai dilelang di Balai lelang Drouot, Paris, Jumat (6/4). Tulang dinosaurus itu diperkirakan akan terjual mencapai 1,5 juta euro (Rp 25,4 miliar). (STEPHANE DE SAKUTIN/AFP)

Liputan6.com, Paris - Fosil dinosaurus laku dijual di sebuah pelelanngan di Paris. Kerangka dinosaurus setinggi sembilan meter itu dibanderol seharga USD 2,36 juta atau Rp 34 miliar (USD 1 = Rp 14.645).

Para ilmuwan tak pelak mengungkapkan rasa mereka atas praktik tersebut. Meski pelelangan itu legal, tetapi para paleontologis (ahli kehidupan purba) khawatir tren penjualan fosil malah menyulitkan para ilmuwan dan museum yang tak mampu bersaing di pelelangan.

"Sebuah pelelangan adalah sebuah sarana untuk mencapai harga tertinggi dari sesuatu. Dan, umumnya, bahkan museum besar tak punya anggaran untuk membeli spesimen," ucap P. Daiv Polly, presiden dari Perkumpulan Paleontologi Vertebrata dan profesor geologi sedimen di Universitas Indiana, seperti dikutip dari Live Science.

Alasan lainnya adalah ditakutkan pemilih lahan di mana fosil digali akan sulit diajak kerja sama dalam penggalihan lahan. Sebab, fosil dinosaurus akan dipandang sebagai bisnis.

"Jika tren ini berlanjut, maka pada dasarnya akan sangat mencederai bagi para ilmuwan karena ini mempersulit ilmuwan untuk mengakses spesimen tersebut," ujar Polly. Selain itu, ia pun khawatir fosil-fosil akan menarik para pencuri karena berpotensi diperjualbelikan.

Menurut katalog pelelangan, spesies fosil berusia 150 juta tahun itu belum jelas dari spesies apa. Bahkan ada kemungkinan itu spesies baru yang belum ada nama.

Namun, misteri di katalog tersebut disanggah oleh seorang ahli. Thomas Carr, ahli paleontologi vertebrata dan Associate Professor di Carthage College, menyebut fosil tersebut mirip dengan Allosaurus, yang tidak jarang ditemukan di Amerika Utara.

"Itu cuman hype, mereka hanya mencoba mendapat harga yang lebih tinggi. Fosil itu tidak berbeda dari Allosaurus manapun yang pernah saya lihat," jelasnya sembari menambahkan pelelangan tersebut tidaklah etis.

 

Termahal di Dunia, Bahan Bathtub Ini Ternyata dari Indonesia

Le Grand Queen
Le Grand Queen. Dok: Istimewa

Sebuah bathtub yang didaulat sebagai termahal di dunia terjual di Dubai seharga 1,7 juta pound sterling atau sekitar 31 miliar pada kurs saat ini (1 pound sterling = Rp 18.598). 

Dilansir dari Luxury Insider, bathtub itu membawa nama 'La Grand Queen', yang merupakan pencampuran Bahasa Italia dan Inggris. Walaupun namanya memakai campuran bahasa asing, ternyata bahannya berasal dari Indonesia.

Bahan utamanya adalah caijou, sebuah batu mulia langka berusia 180 juta tahun, dan didapatkan dari daerah-daerah vulanik Indonesia. Membutuhkan ratusan jam kerja bagi pengrajin batu dan seniman untuk menjadikan batu tersebut menjadi bentuk bathtub.

Bila diperhatikan, ternyata bentuk bathtub termahal itu terinpirasi dari bentuk perahu tradisional Indonesia. Tak hanya itu, bahan-bahannya juga digadang memiliki kemampuan pengobatan.

"Bathtub batu mulia Caijou adalah sebuah obyek mewah yang unik, diukir dari salah satu batu penyembuh terkuat di dunia," ucap direktor dagang dan pemasaran Caijou group, Reka Peresa.

Ia bahkan menyebut beberapa peradaban kuno di dunia juga mengakui kehebatan batu caijou.

"Peradaban China Kuno, Arab Kuno, Mesir Kuno mengetahui keindahan dan kemampuan penyembuhan batu ini karena telah menyimpan 100 juta tahun energi dari bumi dan semesta," ucap Peresa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya