Dampingi Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa, 400 Insinyur Muda Dikirim ke Lombok

Perbaikan rumah warga yang roboh diguncang gempa akan dimulai pada 1 September 2018.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Agu 2018, 11:45 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 11:45 WIB
Mengais Puing Sisa Gempa Lombok
Orang-orang membersihkan puing-puing dari bangunan rumah yang rusak di Menggala, Lombok Utara, Rabu (8/8). Laporan terakhir mengatakan, gempa Lombok telah memakan 105 korban jiwa, dan lebih 70.000 orang kehilangan tempat tinggal. (AFP/ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 400 insinyur muda yang merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2017 dikirim ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menjadi pendamping masyarakat saat membangun rumah tahan gempa.

“Ke-400 tenaga pendamping itu akan diberangkatkan secara bertahap mulai Kamis, 30 Agustus 2018 dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Rabu (29/8/2018).

Basuki menjelaskan, perbaikan rumah warga yang roboh diguncang gempa akan dimulai pada 1 September 2018, dan sesuai arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditargetkan bisa selesai dalam waktu 6 bulan sehingga NTB bisa bangkit kembali lebih cepat.

Renovasi rumah yang rusak, lanjut Menteri PUPR, akan dilakukan masyarakat secara gotong royong, dengan pendampingan dari tenaga fasilitator. “Rumah harus dibangun dengan kualitas yang lebih baik, mampu menahan guncangan gempa karena potensi gempa terjadi di masa mendatang tetap ada,” ujar dia.

Dalam melakukan pendampingan, menurut Basuki, nantinya akan dibentuk tim fasilitator yang terdiri dari 9-10 orang yang bertanggung jawab untuk pendampingan rehabilitasi dan rekonstruksi 100-150 rumah.

Menurut Menteri PUPR, banyaknya jumlah dan luasnya sebaran rumah yang rusak membutuhkan tenaga fasilitator yang banyak pula. Dari perkiraan, kebutuhan tenaga pendamping untuk perbaikan sekitar 74 ribu unit rumah diperlukan sebanyak 2.000 tenaga fasilitator.

“Oleh karena itu, Kementerian PUPR juga mengajak keterlibatan mahasiswa teknik PTN/PTS untuk menjadi bagian dari tim fasilitator sebagai bagian dari kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa dalam mempercepat proses rehabilitsi dan rekonstruksi,” kata Basuki.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Tonton Video Menarik Ini


Bantuan Dana

Mengais Puing Sisa Gempa Lombok
Seorang pria menyelamatkan sisa-sisa puing dari bangunan rumah yang rusak di Menggala, Lombok Utara, Rabu (8/8). Warga terdampak gempa Lombok mulai mengamankan barang berharga miliknya karena kuatir dijarah pihak tidak bertanggung jawab. (AFP/ADEK BERRY)

Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga mengatakan pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 30 juta rumah rusak sedang dan Rp 10 juta untuk memperbaiki rumah rusak ringan.

Perkuatan struktur rumah tidak hanya diperlukan pada rumah yang mengalami rusak berat saja namun rumah-rumah dengan kategori rusak sedang dan rusak ringan. Hal ini dikarenakan hampir seluruh rumah yang rusak disebabkan tidak memiliki struktur bangunan yang baik seperti tidak adanya kolom dan tulangan besi.

Untuk fasilitas publik seperti pasar, sekolah, rumah ibadah, puskesmas dan rumah sakit ditargetkan bisa kembali berfungsi memberikan pelayanan pada Desember 2018.

Jumlah fasilitas publik yang rusak masih terus dilakukan verifikasi. Sementara ini jumlah sekolah yang rusak 330 buah terdiri dari 14 Taman Kanak, 175 Sekolah Dasar, 67 SMP/MTS, serta 74 SMA/MA. Sedangkan Rumah Ibadah sebanyak 6 rusak, Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesdes, dan Posyandu sebanyak 118 rusak, sedangkan untuk Pasar sebanyak 22 juga dilaporkan rusak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya