Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku siap menyalurkan biodiesel 20 persen (B20) di seluruh SPBU yang dimiliki. Hal ini sebagai upaya Pertamina dalam mengurangi impor BBM sehingga tekan defisit neraca perdagangan.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, untuk memaksimalkan penyaluran B20 ini, secara bersamaan pihaknya melakukan digitalisasi SPBU.Â
"Dengan kita pasang digitalisasi di SPBU kita bisa monitoring lewat gadget stok B20 atau bahan bakar lain di setiap SPBU. Jadi bisa meningkatkan pelayanan ke masyarakat sehingga tidak ada kelangkaan," kata Nicke di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (31/8/2018).
Advertisement
Baca Juga
Nicke memaparkan, saat ini sudah ada 60 Terminal BBM (TBBM) yang memiliki fasilitas penampungan B20 dari total TBBM sebanyak 112.
Sementara 52 TBBM, Nicke menargetkan akan memiliki fasilitas B20 ini secepatnya. Sementara dari sisi infrastruktur SPBU, Pertamina saat ini memiliki 5.518 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari totap SPBU itu, terdapat 75 ribu nozle dan semua itu akan dilakukan digotalisasi.
"Intinya kita siap mendukung dan mengimplementasikan penyaluran B20 ini," tegas Nicke.Â
PT Pertamina (Persero) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk bersinergi membangun sistem digital secara bertahap pada 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di seluruh Indonesia pada Jumat 31 Agustus 2018.Â
Penandatanganan sinergi digitalisasi SPBU tersebut ditandatangani oleh Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid dan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan.Â
Disaksikan Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Kepala BPH Migas M. Fanshrullah Asa, Direktur Utama Pertamina NIcke Widyawati, dan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.
Â
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Â
Mudahkan Pemerintah
Menteri Rini mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah yang baik demi meningkatkan transparansi dan keakuratan data pasokan dan konsumsi BBM di setiap SPBU. Tak hanya itu, berkat data yang realtime, kepastian stok pun akan bisa dikelola lebih baik dan efisien.
Digitalisasi ini juga akan memudahkan Pemerintah memantau dan mengawal penyaluran BBM khusus penugasan. Sebab, proses distribusi dapat terekam dengan akurat di dalam sistem.Â
"Tujuan utama Digitalisasi SPBU ini untuk meningkatkan pelayanan Pertamina kepada konsumen. Penghitungan pendapatan dari penjualan BBM di setiap SPBU juga lebih cepat dan akurat. Digitalisasi SPBU juga dapat menjamin bahwa tak ada kecurangan dalam penyaluran BBM," kata Rini.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Mas’ud Khamid mengungkapkan, digitalisasi SPBU merupakan upaya Perseroan untuk hadir melayani pelanggan di seluruh Indonesia secara maksimal.
Pertamina juga mendukung program Pemerintah dalam Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) atau cashless society melalui pembayaran digital.Â
"Pertamina, melalui lebih dari 5.000 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia, memahami tuntutan dan gaya hidup pelanggan saat ini yang serba digital, cepat dan tepat. Melalui sistem digital, diharapkan pengawasan stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dapat lebih efektif," ujar Mas’ud Khamid.Â
Digitalisasi SPBU ini meliputi penyediaan infrastruktur digital SPBU, Data Center dan Connectivity di 5.518 SPBU atau 75.000 nozzle di seluruh Indonesia, hingga pemeliharaan (maintenance) selama jangka waktu perjanjian.Â
Melalui Digitalisasi SPBU, Pertamina dan Telkom juga sepakat mengembangkan platform penyaluran BBM untuk memantau stok BBM di Tangki Penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM.Â
Sesuai kesepakatan, proses implementasi digitalisasi SPBU akan diupayakan maksimal untuk dapat diselesaikan pada Desember 2018 atau selambat-lambatnya pada kuartal I 2019.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement