Teknologi Makin Berkembang, Pengelolaan Sumber Daya Air Butuh Inovasi

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menegaskan, pentingnya melakukan lompatan dalam sektor yang sedang ditekuni, salah satunya pengelolaan SDA.

oleh Bawono Yadika diperbarui 08 Sep 2018, 10:16 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2018, 10:16 WIB
(Foto: Liputan6.com/Bawono Y)
Pertemuan ilmiah tahunan PIT 35 HATHI (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Liputan6.com, Medan - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menegaskan, pentingnya melakukan lompatan dalam sektor yang sedang ditekuni, salah satunya pengelolaan sumber daya air. Ini tentunya sejalan dengan dukungan akses teknologi yang kian masif.

"Kita butuh lompatan-lompatan untuk mengejar ketertinggalan kita. Begitu juga dengan HATHI, HUT ke-35 ini harus penuh dengan lompatan yang sejalan dengan perkembangan teknologi," tutur dia pada acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) di Universitas Sumatera Utara, Medan, seperti ditulis Sabtu (8/9/2018).

Dia menambahkan, inovasi untuk sumber daya air (SDA) tidak kalah penting untuk dicari. Ia berharap HATHI dapat melalukan terobosan-terobosan baru di bidang itu.

"Kita harus cari trigger yang bisa menyegarkan diri untuk lompatan-lompatan dalam rangka pengelolaan sumber daya air. Ini supaya memenuhi regulasi yang berkembang agar bisa menggunakan teknologi saat ini," ujar dia.

Dalam acara ini, hadir pula Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, Pemerintah Sumatera Utara dan Rektor Universitas Sumatera Utara untuk mendukung keberlangsungan agenda tahunan HATHI tersebut.

Sementara itu, Ketua I Bidang Pengembangan Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga HATHI, Lolly Martina mengatakan, hasil akhir mahasiswa kini tidak hanya menjadi sarjana namun juga perlu dibekali ilmu praktis setelah lulus.

"Outputnya jadi tidak hanya berorientas kepada akademik saja atau jadi sarjana saja tapi bagaimana mereka ini kemudian punya capability ilmu praktis setelah lulus nanti terutama melakukan inovasi dalam bidang teknologi," paparnya.

PIT HATHI ini akan berlangsung selama 3 hari mulai 7 September - 9 September 2018 di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan,  Sumatera Utara. Pada PIT HATHI ke-35 ini, akan ada ada 171 makalah ilmiah yang akan dipresentasikan. 

Adapun tema yang diambil pada PIT HATHI kali ini ialah Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Terpadu Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim Ekstrem dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Era Digital dengan sub-tema meliputi perubahan iklim, percepatan pembangunan infrastruktur, dan pengelolaan daerah aliran sungai. 

 

Kementerian PUPR Imbau Masyarakat Palembang Jaga Kebersihan Sungai

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR bangun infrastruktur pengendali banjir di Sungai Musi (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) membangun infrastruktur pengendali banjir di Palembang untuk mengurangi banjir akibat melimpasnya Sungai Bendung yang bermuara di Sungai Musi. 

Sungai Bendung tercatat sering melimpas dan mengakibatkan genangan seluas 285 hektar karena pada saat musim hujan terjadi arus balik (backwater) dari Sungai Musi.

Dalam peninjauannya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan, pendekatan non-struktural seperti kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai juga berperan penting dalam pengurangan risiko banjir. 

"BBWS sebagai water manager harus bertindak apabila ada orang yang buang sampah sembarangan ke sungai. Upaya lainnya setidaknya dengan menyediakan tempat sampah di pinggiran sungai," tegas dia dalam keterangan tertulis, Kamis 30 Agustus 2018.

Untuk mengatasi masalah sampah di Sungai Bendung, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Ditjen Sumber Daya Air, akan melibatkan pihak TNI untuk mewujudkan Sungai Bendung yang bersih dari sampah. 

Sementara itu, upaya mengurangi banjir dilakukan dengan cara mempercepat aliran Sungai Bendung dengan normalisasi kali dan pembangunan pompa banjir di Hilir Sungai Bendung yang dilengkapi dengan kolam retensi dan pintu air otomatis yang dikerjakan oleh BBWS Sumatera VIII. Normalisasi Sungai Bendung dilakukan sepanjang 5,5 Km melalui perkuatan tebing sungai.

Kolam retensi yang dibangun di muara Sungai Bendung seluas 1 hektar dengan kapasitas 50.000 m3 digunakan sebagai tampungan air pada musim hujan. 

Kolam dilengkapi enam pompa berkapasitas masing-masing 6 ribu liter per detik dan bangunan rumah pompa dan genset. Fungsi pompa banjir ini adalah memompa air dari Sungai Bendung menuju Sungai Musi pada saat tinggi muka air Sungai Musi lebih tinggi dari Sungai Bendung. 

Lokasi pembangunan kolam dan pompa pengendali banjir berada di Jalan Aligatmir, Kecamatan Ilir Timur III, Kota Palembang.

Dengan berbagai upaya struktural (pembangunan fisik) tersebut diharapkan mengurangi risiko banjir akibat luapan Sungai Bendung. 

Selain itu, ada normalisasi, pembangunan kolam retensi dan stasiun pompa, luas genangan eksisting banjir dari sekitar 285 hektar akan berkurang menjadi 46 ha.

Lama waktu genangan juga lebih singkat dari 16 jam dengan ketinggian genangan 30-70 cm, menjadi 3 jam dengan tinggi genangan 10-20 cm (banjir yang dapat tereduksi 84 persen).

Pekerjaan pembangunan pompa tersebut dilakukan oleh PT SAC Nusantara-PT Basuki Rahmanta Putra lewat Kerjasama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 239,98 miliar melalui sistem tahun jamak selama empat tahun anggaran sejak 2015 dan akan selesai akhir 2018.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya