Disaksikan Jokowi, Perusahaan RI dan Korsel Tandatangani MoU Proyek Suralaya

Pembangkit listrik tenaga batu bara Jawa ke-9 dan ke-10 dijadwalkan akan dibangun dengan skala dua kelas.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Sep 2018, 20:52 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2018, 20:52 WIB
Doosan Heavy Industries & Construction dan Indo Raya Tenaga (IRT) bekerjasama membangun pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia. Dok Doosan
Doosan Heavy Industries & Construction dan Indo Raya Tenaga (IRT) bekerjasama membangun pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia. Dok Doosan

Liputan6.com, Jakarta Doosan Heavy Industries & Construction dan Indo Raya Tenaga (IRT) bekerjasama membangun pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia.  Kedua perusahaan menandatangani Nota Kesepakatan (MoU) untuk pembangunan pembangkit listrik di Jawa, Suralaya 9 & 10.

Penandatanganan berlangsung dalam Forum Kerjasama Industri Korea-Indonesia yang berlangsung di Lotte Hotel di Jung-gu, Seoul, pada Senin (9/10/2018).

“MoU ini jelas sangat berarti. Kami berharap proses pembangunan proyek Suralaya 9 dan 10 ini akan lebih lancar ke depannya,” kata Presiden Direktur PT Indo Raya Tenaga (IRT) Sapto Aji Nugroho.

Acara penandatanganan ini disaksikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.

Kemudian Menteri Perdagangan dan Industri Korea Selatan, Baek Woon Gyu dan Yun Seok Won selaku pucuk pimpinan EPC Business Group Doosan Heavy Industries & Construction. Penandatanganan MOU ditujukan untuk memperkuat kerja sama Indonesia - Korsel bidang industri.

Sapto Aji menjelaskan, Doosan terpilih sebagai preferred bidder dalam proses pengadaan Engineering/Procurment/construction untuk proyek IPP Jawa 9&10.

Doosan dalam proposal tendernya, menyertakan opsi dukungan oleh K-exim dan K-Sure yang adalah export credit agency dari Korsel.

Yun mengatakan total biaya konstruksi diperkirakan mencapai 1,9 triliun won. Sedang untuk penerimaan pesanan Doosan Heavy Industries & Construction diperkirakan mencapai sekitar 1,5 triliun won.

Doosan Heavy Industries & Construction mengaku senang berpartisipasi dalam penawaran kompetitif internasional untuk pembangkit listrik tersebut.

Pada Juni, Doosan Heavy Industries & Construction terpilih sebagai preferred bidder dan menerima letter of intent.

"Dengan MOU ini, kami akan dapat lebih memperkuat kemitraan kami dengan pemerintah Indonesia dan klien," kata Yun.

Ia menambahkan, melalui keberhasilan pelaksanaan proyek ini, perusahaan berniat lebih luas berkontribusi dalam upaya mengurangi kekurangan daya listrik di Indonesia. “Kami berencana untuk memperluasnya,” jelas dia.

"Kami akan memulai pembangunan pada kuartal pertama tahun depan karena kami harus mengumpulkan dana," imbuhnya.

 

Dibangun Dua Skala Kelas

Ilustrasi pembangkit listrik.
Ilustrasi pembangkit listrik.

Pembangkit listrik tenaga batu bara Jawa ke-9 dan ke-10 dijadwalkan akan dibangun dengan skala dua kelas, USC 1000 MW (Ultra Critical Pressure) sekitar 120 kilometer jauhnya dari ibukota Indonesia Jakarta.

Tekanan uap yang memasuki turbin di pembangkit ini lebih dari 246㎏ / ㎠, dan suhu uap lebih dari 600 derajat. Semakin tinggi tekanan dan suhu uap, semakin tinggi efisiensi pembangkitan listrik, yang dianggap sebagai teknologi pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan sangat efisien yang dapat mengurangi konsumsi bahan bakar.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, ini merupakan rombongan terbesar yang diajak karena membawa 104 pengusaha ikut dalam forum ini sebagai tanda membaiknya hubungan dagang, investasi dengan Korea Selatan yang sangat baik.

Ketua Kadin ini juga mengungkapkan bahwa masih banyak potensi-potensi perdagangan dan investasi antara Indonesia-Korea yang belum digali.

"Kita, Indonesia sangat terbuka akan investasi yang masuk ke Indonesia," kata Rosan seperti dilansir dari Antara.

Sedangkan Ketua Kadin Korea Selatan (Korean Chamber of Commerce and Industry) Yongman Park juga mengatakan, masih banyak peluang berinvestasi di Indonesia, untuk itu diperlukan kerjasama yang lebih erat lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya