Genjot Produktivitas di 4 Pelabuhan, Pelindo IV Datangkan Container Crane dari Korea

Saat ini, satu unit Container Crane telah diturunkan di Pelabuhan Ternate. Dan selanjutnya alat yang lainnya diturunkan di Pelabuhan Ambon, KNP serta MNP.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Sep 2018, 10:06 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2018, 10:06 WIB
Pembangunan Pelabuhan Makasar. (Dok Kementerian BUMN)
Pembangunan Pelabuhan Makasar. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan investasi melalui pembelian empat unit alat baru berupa Container Crane. Keempat alat baru tersebut akan ditempatkan pada empat pelabuhan kelolaan perusahaan, yaitu Makassar New Port (MNP), Kendari New Port (KNP), Pelabuhan Ambon dan Pelabuhan Ternate.

Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang mengatakan, keempat alat ini diangkut dari Pelabuhan Incheon Korea Selatan menggunakan Kapal Dong Bang Giant No 2. Saat ini, satu unit Container Crane telah diturunkan di Pelabuhan Ternate. Dan selanjutnya alat yang lainnya diturunkan di Pelabuhan Ambon, KNP serta MNP.

“Setelah unit Container Crane dilakukan unloading di masing-masing pelabuhan, rencananya akan langsung dilakukan uji coba operasi oleh masing-masing cabang,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/9/2018).

Farid menjelaskan, tingkat komponen dalam negeri dari pekerjaan ini sekitar 35 persen, yang meliputi beberapa jasa konstruksi tenaga kerja mechanical electrical, tenaga kerja supervisi, testing, training, sertifikasi, review BPKP serta sebagian kontribusi dalam negeri yang berkaitan dengan mobilisasi crane.

Menurut Farid, empat unit Container Crane tersebut merupakan tahap pertama untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan status konvensional menjadi terminal petikemas di Pelabuhan Ambon dan Ternate.

“Serta menyiapkan operasinya pelabuhan baru pada akhir tahun, yaitu MNP dan KNP, di mana menurut Pak Dirut Pelindo IV, Doso Agung, program konektivitas di Indonesia Timur dilakukan secara terukur dan disinergikan dengan pemerintah daerah untuk menurunkan biaya logistik nasional yang sudah nampak terkendali di sebagian daerah di timur yang pelabuhannya dikontrol atau dikendalikan oleh Pelindo IV," papar dia.

Dengan berbagai investasi yang dilakukan, pelabuhan-pelabuhan di kawasan timur Indonesia telah mampu meningkatkan kapasitas per tahunnya dari 700 ribu TEUs menjadi 2 juta TEUs atau meningkat hampir tiga kali lipat. Ini belum termasuk Terminal Petikemas Makasar, Kaltim Kariangau Terminal dan Makasar New Port.

Selain itu dengan modernisasi peralatan yang dilakukan, produktivitas bongkar muat mengalami peningkatan sebesar 40 persen dari rata-rata 15 box per jam menjadi 25 box per jam.

Ada 16 Pelabuhan, Ekonomi Indonesia Timur Bakal Lebih Maju

Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau proyek pembangunan Dermaga Eksekutif di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Rabu (8/8/2018). (Dwi Aditya Putra/Merdeka.com)
Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau proyek pembangunan Dermaga Eksekutif di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Rabu (8/8/2018). (Dwi Aditya Putra/Merdeka.com)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‎Rini Soemarno menyatakan, 16 pelabuhan di Indonesia merupakan upaya mengatasi pembangunan yang cukup tertinggal.

Rini mengatakan, beroperasinya 16 pelabuhan di wilayah timur merupakan hal yang menggembirakan. Lantaran, sebelum pemerintahan saat ini menjabat, pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut tertinggal .

"16 pelabuhan di wilayah timur ini menggembirakan. Karena pembangunan di timur cukup tertinggal," kata Rini, di Jayapura, Papua, Sabtu (2‎5/8/2018).

Rini melanjutkan, di awal pemerintahanya pada 2014,  Presiden Joko Widodo pun menginginkan meningkatkan konektivitas di bagian timur Indonesia, dengan meningkatkan kemampuan pelabuhan melalui pembangunan atau memperbarui pelabuhan yang telah beroperasi. 

‎"Karena itu saat awal memimpin, beliau menekankan konektivitas untuk meningkatkan daya saing, salah satunya melakukan modernisasi, untuk meningkatkan kemampuan pelabuhan," tutur dia.

16 proyek yang diresmikan tersebut merupakan proyek-proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Pelindo IV (Persero), hal ini akan mendorong pembangunan di wilayah Timur yang masih tertinggal.

16 pelabuhan tersebut, terdiri dari lima pelabuhan di Papua, lima pelabuhan di Pulau Sulawesi, empat pelabuhan di Pulau Kalimantan dan dua pelabuhan di wilayah Ambon dan Ternate.

Lima pelabuhan di Papua yaitu Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Biak, Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Manokwari.

Kemudian lima pelabuhan di Pulau Sulawesi adalah Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Makassa,  Pelabuhan Pare-pare dan Pelabuhan Gorontalo.

Sementara itu, dua pelabuhan di wilayah Maluku dan Ternate adalah Pelabuhan Ambon dan Pelabuhan Ternate dan empat pelabuhan di Pulau Kalimantan adalah Pelabuhan Balikapapan, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Nunukan dan Pelabuhan Sangatta.

"Ini sebuah pencapaian yang besar dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan akan membantu masyarakat terutama dalam mendorong konektivitas laut dan daya saing  di wilayah Timur Indonesia," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya