Ada Gempa Palu, Pemerintah Tak Lupakan Lombok

Fokus pemerintah di Palu dan Donggala adalah menyelamatkan dan menemukan korban yang masih tertimbun reruntuhan.

oleh Merdeka.com diperbarui 01 Okt 2018, 15:20 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 15:20 WIB
Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sebuah masjid runtuh, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gelombang setinggi lima meter menghantam daratan Donggala dan Palu sehingga menghancurkan bangunan dan menghanyutkan kendaraan. (JEWEL SAMAD/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Belum sembuh luka bencana gempa di Lombok beberapa waktu lalu, Indonesia kini harus menangis lagi. Gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala, di Sulawesi Tengah, pada Jumat 28 September 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, pemerintah tidak melupakan perbaikan atau recovery pasca bencana di Lombok meski saat ini tengah fokus menangani bencana di Palu dan Donggala yang statusnya masih darurat.

“Kami juga tidak melupakan Lombok,” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (1/10/2018).

Sri Mulyani mengungkapkan, penanganan di Lombok saat ini sudah memasuki tahap rehabilitasi dan recovery.

“Jadi di Lombok juga sudah mulai tahap rehabilitasi. Dari Menteri PUPR sudah mengidentifikasi fasilitas-fasilitas umum yang akan dibangun dan penganggaran juga kami sudah coba hitung dan kami support,” ujarnya.

Sementara itu, dia menegaskan fokus saat ini di Palu dan Donggala adalah menyelamatkan dan menemukan korban yang masih tertimbun oleh reruntuhan.

“Kami masih belum masuk dalam proses mengidentifikasi apalagi merehabilitasi karena kami kan sekarang sedang berkejar dengan waktu, banyak dari saudara-saudara yang masih tertimbun, jadi fokus kami adalah bagaimana menyelamatkan pada hari -hari ini dan itu semuanya kami dukung menggunakan anggaran on call BNPB,” tuturnya.

Dia menjelaskan, BNPB akan bertugas melakukan pemanfaatan alokasi dana on call kedaruratan sebesar Rp 560 miliar sebab tingkat kerusakan di masing-masing daerah di Sulawesi Tengah berbeda-beda sehingga anggarannya tidak bisa disamaratakan.

“BNPB akan membuat suatu pool dana, jadi mereka yang akan menentukan untuk daerah-daerah yang memang memiliki prioritas tinggi,” tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

6 Titik Ini Jadi Fokus Basarnas Evakuasi Korban Gempa Palu

Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Orang-orang berjalan melewati mayat (penutup biru) setelah gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AFP /OLA GONDRONK)

Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan tim rescue SAR ke Palu, Sulawesi Tengah untuk mengevakuasi korban gempa Palu-Donggala. Gempa yang disertai tsunami di Palu-Donggala itu telah menelan ratusan korban jiwa.

Menurut Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Basarnas Pusat, Suri Noster Robertus Sinaga, Basarnas mengerahkan tim rescue SAR ke 6 titik operasi akibat gempa Palu-Donggala. Lokasi tesebut adalah Hotel Roa-Roa, Tigi, Donggala, Balaroa, Petobo, dan I Gusti Ngurah Rai.

"Yang sulit di Hotel Roa-Roa karena bangunan dan gedung bertingkat dibutuhkan proses evakuasi yang sulit," ujar Sinaga saat dihubungi Liputan6.com, Senin (1/10/2018).

Namun, Sinaga menyatakan bahwa sudah ada anggota SAR yang ditempatkan di sana sejak awal hingga hari ini.

Hingga Minggu 30 September 2018, korban tewas gempa Palu-Donggala telah mencapai 832 orang. Korban tersebut terbagi di Kota Palu sebanyak 821 orang dan Donggala 11 orang. Jumlah korban tersebut diprediksi akan terus bertambah mengingat proses evakuasi masih terus berlanjut.

"Untuk pagi ini kami baru dapat 10 orang korban, semuanya meninggal dunia," ujar Sinaga.

Sepuluh orang tersebut ditemukan di daerah Petobo, Balaroa, dan ada satu di antaranya  ditemukan di perairan Teluk Palu. (Melissa Octavianti)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya