Liputan6.com, Jakarta Tata cara pengoperasian fasilitas pengolahan minyak (kilang) milik PT Pertamina (Persero) akan diubah. Langkah ini untuk menghindari kilang mogok sehingga berhenti operasi tanpa rencana.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, beberapa bulan lalu kilang Dumai dan Plajut yang dioperatori Pertamina berhenti operasi tanpa rencana (unplan shut down). Kondisi ini membuat impor Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan.
Advertisement
Baca Juga
"Kilang Pertamina, mengenai kilang ada beberapa kali unplan shut down sehingga mengakibatkan impor produk lebih banyak dari impor crude," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Arcandra pun mencari cara untuk menghindari kilang mogok terjadi lagi. Salah satu caranya agar operasional kilang terus terdeteksi dengan mengubah tata cara pengoperasian dari sebelumnya preventif menjadi prediktif.
"Untuk memperkecil unplan shutdown yang terjadi menambah sisi peralatan, maintenance Pertamina prediktif maintenance yang sebelumnya preventif maintenance," tutur Arcandra.
Menurutnya, saat ini Pertamina sedang menyiapkan teknologi, sumber daya manusia dan sistem, untuk menerapkan metode pengoperasian kilang secara prediktif. Penerapan metode baru tersebut akan diberlakukan untuk seluruh kilang yang dioperatori Pertamina.
"Kalau dengan prediktif kilang mengunakan maintenance sistem yang sudah prediktif, Pertamina mengarah ke sana teknologi apa yang dibutuhkan, apa dampaknya kehandalan kilang terjaga," tandasnya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.