Pakai Aplikasi, Panen Cabai Petani Naik 20 Persen

Aplikasi SIPINDO telah dimanfaatkan lebih dari 14 ribu petani di berbagai wilayah.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Okt 2018, 17:45 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2018, 17:45 WIB
Petani merawat tanaman cabai yang tengah berbuah muda. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petani merawat tanaman cabai yang tengah berbuah muda. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi kini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di perkotaan. Melalui aplikasi Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SIPINDO), para petani hortikultura di wilayah pedesaan juga bisa merasakan manfaat teknologi dalam pengelolaan lahan pertaniannya.

Ketua Yayasan Bina Tani Sejahtera, Edwin Saragih mengatakan, dengan memanfaatkan aplikasi, SIPINDO, para petani mampu meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksinya. Ini telah dirasakan oleh para petani cabai, tomat dan timun di wilayah Jawa Timur.

"Dari 10 demplot (demonstration plot) di wilayah Jawa Timur, itu ada petani yang hasil panennya meningkat 5 persen, 10 persen, 20 persen. Ada yang (hasil panennya) sama tapi ada penghematan biaya di pupuk," ujar dia di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Dia mengatakan, peningkatan ini karena petani bisa menyiapkan secara lebih akurat kebutuhan benih dan pupuk melalui pemanfaatan aplikasi SIPINDO. Sebab, aplikasi ini menyajikan informasi yang dibutuhkan petani seperti mengetahui tingkat kesuburan tanah agar lebih hemat dalam menggunakan pupuk, serta mendapat informasi mengenai perkiraan cuaca hingga harga dan tren permintaan komoditas di pasaran.

‎"Ini meningkat produksinya karena pemberian pupuknya lebih berimbang. Selama ini petani kan hanya berdasarkan perkiraan, padahal lahannya butuh pupuk jenis tertentu agar memberikan hasil panennya bisa lebih besar," kata dia.

Sejak diperkenalkan pada tahun lalu, aplikasi ini telah dimanfaatkan lebih dari 14 ribu petani di berbagai wilayah. Diharapkan pada akhir 2019, aplikasi ini dapat membantu sekitar 100 ribu petani Indonesia.

"14 ribu itu masih terbilang kecil, mungkin di bawah 5 persen dari total petani, yang jumlahnya jutaan orang di seluruh Indonesia. Jadi potensinya masih sangat besar," ‎ungkap dia.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyerapan Tenaga Kerja

Bertani di Tengah Kota, Warga Manfaatkan Bantaran Kanal Barat untuk Bercocok Tanam
Sayur mayur yang ditanam warga di bantaran Kanal Banjir Barat, Jakarta, Jumat (5/10). Sayur mayur tersebut berupa kangkung, sawi, dan cabai. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebagai informasi, menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor hortikultura pada 2025 diproyeksikan mencapai Rp 142,46 triliun atau meningkat 159 persen dibanding PDB di 2010.

Sementara di sisi penyerapan tenaga kerja, pada 2025 secara on farm subsektor hortikultura diproyeksikan akan menyerap 6,4 juta tenaga kerja dengan penyerapan terbesar dari usaha sayuran sebesar 68,5 persen.

Apabila diperhitungkan kegiatan industri agribisnis hortikultura secara keseluruhan maka penyerapan tenaga kerja dari subsektor ini akan mencapai 19,7 juta jiwa atau meningkat 170 persen dibanding 2014.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya