Ada Trans Papua, Pertamina Lebih Hemat Salurkan BBM Satu Harga

PT Pertamina (Persero) merasakan manfaat pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah di wilayah terluar, terdepan, dan terpencil (3T).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Okt 2018, 20:51 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 20:51 WIB
Sambut Pertemuan IMF-Bank Dunia, Petugas SPBU Bali Kenakan Pakaian Adat
Petugas dengan pakaian adat mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke sebuah mobil di SPBU, Bali, Rabu (10/10). Petugas SPBU mengenakan pakaian adat Bali untuk menyambut pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) merasakan manfaat pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah di wilayah terluar, terdepan, dan terpencil (3T).

Sebab dapat menghemat biaya transportasi dalam pelaksanaan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga. Project Coordinator BBM Satu Harga Retail Fuel Marketing Pertamina, Zibali Hisbul Masih, mengatakan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah Papua, tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi juga bagi Pertamina selaku badan usaha yang bertugas menyalurkan BBM.

"Pemerintah‎ lagi giat bangun jalan Trans Papua, kalau Wamena itu sudah jalan terkoneksi itu akan sangat membantu," kata Zibali, di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Zibali menuturkan, keberadaan jalan lintas atau Trans Papua dapat mengehat biaya penyaluran BBM yang masuk dalam program BBM satu harga.

Bahkan Pertamina tidak perlu lagi mengangkut BBM dengan menggunakan pesawat, dengan terbukanya jalur transportasi darat‎ tersebut. Hal ini membuat biaya penyaluran jauh lebih hemat ketimbang penyaluran lewat udara.

"Wamena bisa memasok ke empat kabupaten sekitarnya, Mangrango, Tengah, Yalimo, Tolikara. Sudah seperti itu  bisa lewat darat sekaran sudah dijalankan. Langsung dari Jayawijaya ke Tolikara pakai pesawat, dari Wamena ke Tolikara jalan darat. Dari Obano, Pangiya itu pakai darat," papar dia.

Zibali mengungkapkan, Pertamina harus mengeluarkan Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu untuk ‎biaya penyaluran BBM per liter, dalam melaksanakan program BBM satu harga dengan menggunakan pesawat‎. Sedangkan jika jalur darat hanya mengeluarkan Rp 500 sampai Rp 1.000 untuk per liter BBM yang disalurkan.

"‎Paling ekstrem pakai air traktor (pesawat udara pengangkut BBM)itu Rp 40-50 ribu per liter untuk ongkos distribusi saya, kalau darat ongkos angkutnya Rp 500-1000‎ tergantung kondisi medannya," ujar dia.

 

Pertamina Optimistis Capai Target Program BBM Satu Harga

Harga BBM Berbeda di Setiap Kota
Seorang petugas SPBU mengisi bahan bakar ke salah satu kendaraan di Kuningan, Jakarta, Senin (19/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) optimistis, dapat mencapai target pengoperasian lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga sebanyak 67 titik di wilayah terdepan, tertinggal dan terpencil (3T) pada 2018.

‎‎Project Coordinator BBM Satu Harga Retail Fuel Marketing Pertamina, Zibali Hisbul Masih, mengatakan dari target 67 lembaga penyalur yang beroperasi pada 2018, saat ini sudah ada 58 lembaga penyalur yang beroperasi atau 87 persen dari target.

"2018 itu sampai dengan 30 Oktober, kita ada realisasi 58 titik," kata Zibali, di Jakarta, Selasa 30 Oktober 2018.

Zibali mengatakan, Pertamina terus berupaya agar target pengoperasian lembaga penyalur program BBM satu harga tahun ini tercapai. Dia menargetkan sembilan badan usaha yang belum beroperasi dapat melayani masyarakat pada November 2018.

"Kami upayakan 67 titik bisa selesai lebih cepat pada bulan November, sehingga pada akhir tahun 100 persen atau semua titik yang ditargetkan pemerintah sudah terealisasi‎," ujar dia.

Sembilan lembaga penyalur BBM satu harga yang akan beroperasi sebagian besar berada di Sumatera, yaitu ‎Sitolu Ori, Tanah Kasar, Pulau Batu Timur Riau Selatan, Sangir Balau Jagung Riau, Sangir Batak Haris Riau, Pulay Banyak Aceh Singkil, Bolakmi Jayawijaya, Malingau, Yalimo.

"Total ada sembilan. Mudah-mudahan di akhir Oktober dibulan November selesai," tutur dia.

‎R‎ata-rata penyaluran BBM Premium dan Solar periode 2017 sebesar 1.856 Kilo liter (Kl) perbulan untuk 54 lembaga penyalur. Sementara pada 2018 jika 67 lembaga penyalur telah beroperasi, rata-rata penyaluran BBM sebesar 5.727 Kl per bulan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya