Liputan6.com, Jakarta Setelah sempat mati suri sejak 2013, akhirnya Merpati Airlines siap kembali terbang pada 2019. Dengan semangat baru, manajemen Merpati sudah menyiapkan strategi pasar kembali bersaing di industri penerbangan di Indonesia.
Presiden Direktur Merpati Nusantara Airline Asep Ekanugraha mengatakan keputusan untuk kembali terbang pada 2019 adalah satu momen yang tepat.
Advertisement
Baca Juga
“Tahun 2019 merupakan momentum yang tepat. Pasar penerbangan yang semakin membesar, khususnya untuk melayani wisatawan, merupakan potensi yang kami incar,” jelas Asep di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Menurut Asep, pasar penerbangan di Indonesia masih sangat terbuka. Selain adanya destinasi wisata baru, pembangunan infrastruktur bandara, menunjukkan kebutuhan penerbangan meningkat.
Untuk itu, Asep mentargetkan merebut pasar di 10 destinasi wisata baru. Destinasi tersebut yakni Danau Toba (Sumut), Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Pulau Komodo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
Asep menilai potensi pasar penerbangan Indonesia, tidak cukup dilayani Garuda yang main di kelas atas dan beberapa maskapai swasta. Kehadiran Merpati nantinya akan bisa mengisi slot rute penerbangan ini sehingga tidak hanya didominasi maskapai swasta.
"Potensi pasar yang kami incar sangat besar. Seperti pemerintah membangun bandara itu untuk siapa, jika BUMN sendiri juga tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Ini akan menjadi cekungan potensi investasi baru yang tentu menjadi harapan revenew bagi Merpati," pungkas Asep.
Dapat Investor, Merpati Airlines Siap Mengudara Kembali 2019
Dunia penerbangan di Indonesia, diprediksi makin semarak pada 2019. Ini lantaran, satu pemain lama, bakal kembali mengudara, yaitu maskapai milik negara, Merpati Airlines.
Rencana kembalinya Merpati Airlines itu, disampaikan Presiden Direktur Merpati Nusantara Airline, Asep Ekanugraha. Namun demikian, Asep menambahkan, keputusan Merpati Airlines terbang kembali itu, akan sangat tergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu, 14 November 2018.
Jika dalam sidang PKPU tersebut Merpati Airlines dinyatakan layak untuk bangkit lagi. Hal itu menjadi titik awal perseroan untuk bisa kembali mengudara, setelah vakum sejak 2013.
Baca Juga
"Kami berkeyakinan dan optimis bakal kembali terbang di tahun depan. Semua persiapan, terutama dana operasional, sudah kami dapatkan komitmennya,” ujar Asep di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Asep menyebutkan, saat ini sudah memperoleh komitmen dari investor yang akan mengucurkan dana sebesar Rp 6,4 triliun. Dana investor tersebut, bakal dimanfaatkan manajemen Merpati Airlines agar maskapai tersebut bisa terbang kembali.
Komitmen pendanaan tersebut didapat dari Intra Asia Corpora. Investor dalam negeri ini terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa dengan kode emiten CPDX.
"Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk kembalinya Merpati beroperasional kembali,” kata Asep.
Ia menyebutkan, kucuran dana dimaksud akan turun bertahap, sesuai kebutuhan. "Jika nanti, Merpati telah beroperasi, hasilnya akan dimanfaatkan untuk penyelesaian kewajiban atau utang yang saat ini sedikirnya Rp 10 triliun," ujar dia (Yas)
Advertisement