Liputan6.com, Jakarta - Kesibukan daerah Ibu Kota seperti tak pernah lepas dari problematika kemacetan. Pemerintah pun terus mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan membangun berbagai proyek infrastruktur.
Saat ini, ada tiga proyek besar di sepanjang koridor tol Jakarta-Cikampek yang tengah dibangun oleh pemerintah. Pengerjaan ini diharapkan dapat mengurai kemacetan dan kepadatan di ruas tol ke depannya.
Jalur Tol Jakarta-Cikampek memang merupakan salah satu ruas terpadat dan tersibuk karena menghubungkan DKI Jakarta dengan Jawa Barat. Sebagai jalur penunjang aktivitas keluar masuk ibu kota, ruas ini dilalui ratusan ribu kendaraan per harinya.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pembangunan ketiga proyek strategis nasional ini juga menuai kritik karena dianggap memperparah kemacetan lalu lintas di ruas tersebut. Melihat respons ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memutuskan akan menghentikan sementara dua proyek sampai setidaknya 3-4 bulan ke depan.
Kedua proyek yang dihentikan ialah proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Penghentian ini karena proyek tol layang yang diprioritaskan untuk selesai sebelum Lebaran dan akan digunakan untuk mengatasi kemacetan saat mudik.
Lalu bagaimana perkembangan dari ketiga pembangunan berskala besar ini? Berikut rincian terkait pembangunan penyediaan infrastruktur transportasi yang tengah dijalankan pemerintah.
1. Tol Jakarta Cikampek II Elevated
Dibangun mulai kuartal II 2017, pembangunan proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini sudah mencapai 57,5 persen. Proyek tol layang senilai Rp 13,53 triliun ini digarap oleh PT Waskita Karya Tbk bersama dengan PT Acset Indonusa, sementara konsesi dipegang oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC).
Tol layang sepanjang 36,4 km ini akan terhubung dengan proyek Tol Trans Jawa dan ditargetkan rampung Mei 2019. Dibangunnya proyek ini diharapkan dapat mengurangi macet 20-30 persen.
Tarif yang dikenakan untuk kendarangan golongan satu dengan jarak terjauh pada tol ini mencapai Rp 45.500. Saat ini pembangunan tengah dipercepat pada window time yaitu 22.00 - 05.00 WIB agar tidak mengganggu lalu lintas. Hingga 20 November 2018, proyek pengerjaannya sudah mencapai 57,5 persen.
Â
Kereta Cepat Jakarta-Bandung
2. Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Selain tol layang, transportasi umum massal juga menjadi salah satu solusi dari kemacetan. Salah satu proyek besar yang juga tengah dikerjakan pemerintah adalah Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Proyek yang dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini akan membentang sepanjang 142,3 km dari Halim menuju Tegalluar. Menurut pernyataan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tumiyana, progress proyek angkutan massal ini baru mencapai 7,6 persen (per Agustus 2018).
Adapun jumlah investasi yang digelontorkan untuk proyek ini ialah sebesar Rp 82 triliun. Pembangunannya diprediksi akan rampung pada pertengahan 2021. Sementara tarif yang saat tengah digarap yakni sekitar Rp 200 ribu.
Waktu tempuh dari kereta cepat sekitar 36-45 menit dengan kecepatan 350 km per jam. Rencananya, kereta berhenti di stasiun setiap 20 menit sekali.
3. LRT Jabodebek
Proyek angkutan massal lainnya yang tengah berlangsung adalah LRT (light rail transit) Jabodebek yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Moda transportasi ini akan menghubungkan Jakarta, Bekasi, Bogor, hingga Depok.
Pengerjaan LRT sepanjang 81,6 km ini dimulai pada September 2015 lalu dan saat ini sudah mencapai 46 persen. LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan sejumlah moda transportasi seperti KRL, TransJakarta, MRT dan melayani tiga lintasan.
Tiga lintas layanan tersebut antara lain Cibubur - Cawang sepanjang 14,89 km dengan waktu tempuh 25 menit, Bekasi Timur - Cawang 18,5 km selama 25 menit, dan Cawang - Kuningan - Dukuh Atas 11,05 km dengan waktu 20 menit.
Dengan adanya LRT ini, masyarakat daerah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Bekasi, dan Depok dapat menghemat 20 menit untuk menuju ke Jakarta.
Menurut General Manager Departemen TOD Adhi Karya Amrozi Hamidi, kecepatan untuk operasinya adalah 60 km per jam, tetapi desainnya bisa mencapai 80 km per jam. LRT ditargetkan untuk beroperasi pada Mei atau pertengahan 2019.
Harga tiket untuk LRT Jabodebek ini setelah disubsidi dari pemerintah sebesar 50 persen menjadi sekitar Rp 12.500 per orang sekali jalan dari harga normalnya Rp 25 ribu. Namun, tarif ini belum menjadi keputusan mutlak.
Â
Advertisement
Nilai Kerugian dari Kemacetan
Nilai Kerugian dari Kemacetan
Kemacetan jalur tol Jakarta - Cikampek memang bisa dikatakan cukup parah. Menurut  General Manager Jasa Marga Cabang Cikampek Raddy R. Lukman mengatakan ada sekitar 560 kendaraan yang melaju pada ruas tersebut setiap harinya.
Sementara data arus lalu lintas PT Jasa Marga menunjukkan ada sekitar 600 ribu kendaraan yang melewati koridor tol setiap harinya sepanjang 2017. Menurut Bank Dunia, masyarakat wilayah Jabodetabek umumnya menghabiskan waktu minimal 3,5 jam karena macet. Kemacetan ini pun menimbulkan sejumlah kerugian.
Jumlah kendaraan ini sebenarnya sudah melebihi kapasitas jalan raya. Menurut petugas pusat penerangan PT Jasa Marga Traffic Hary Nugroho, rata-rata kecepatan kendaraan di tol Japek adalah 20-30 km per jam.
Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa, nilai ekonomi yang hilang dalam 1 tahun akibat macet sebesar Rp 39,9 triliun.
Ketiga proyek pembangunan yang dilakukan secara bersamaan juga menimbulkan efek negatif yang besar. Erwin menjelaskan, total kerugian waktu dan BBM selama satu tahun masa pembangunan ketiga proyek tersebut senilai Rp 15,6 triliun.
Selain kerugian ini, proyek tersebut juga disebut-sebut menjadi dalang yang memperparah kemacetan tol Jakarta - Cikampek. Menurut Menhub Budi Karya, waktu tempuh Jakarta - Bandung dan sebaliknya yang biasanya sekitar 2-3 jam saat ini menjadi dua kali lipat.
Memang pada satu titik, yaitu Cikunir KM 10, semua proyek crossing. Oleh karena itu, proyek LRT dan Kereta Cepat saat ini tengah diberhentikan. (Felicia Margaretha)
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â