Tol Layang Jakarta-Cikampek II Target Rampung Juli 2019

Kementerian Perhubungan telah memprioritaskan pengerjaan proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek yang berlangsung di km 11-17.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Nov 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 20:10 WIB
Tol Cikampek Diberlakukan contraflow
Kendaraan melintasi ruas di tol Jakarta-Cikampek. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Proyek Tol Jakarta-Cikarang II (Elevated) atau Tol Layang Jakarta-Cikampek II ditargetkan bisa rampung secara progres fisik pada Juli 2019. Sehingga ruas tol tersebut direncanakan bisa beroperasi secara fungsional sebelum Lebaran Idul Fitri tahun depan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sugiyartanto, berharap, rencana tersebut bisa terrealisasikan lantaran Kementerian Perhubungan telah memprioritaskan pengerjaan proyek yang berlangsung di km 11-17 Tol Jakarta-Cikampek.

"Diharapkan lebih awal, meskipun sekarang ada deviasi karena gangguannya kan enggak bisa bekerja secara full, cuman bisa malam. Lalu lintas juga enggak boleh berhenti," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Seperti diketahui, proyek tol layang ini diberi keistimewaan untuk bisa dilanjutkan pengerjaannya di km 11-17 Tol Japek. Hal ini menyebabkan pengerjaan dua proyek besar lainnya yang secara target penyelesaian masih panjang, yakni Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan LRT Jabodetabek, harus berpindah ke titik lain.

"Mungkin yang masih panjang waktunya seperti KCIC ngikutin, yasudah lah yang bisa didahulukan ya didahulukan," ucap Sugiyartanto.

Dia melanjutkan, proyek ini ke depan bisa selesai cepat jika saja progres pemasangan erection steel box girder sebanyak 8-12 buah bisa dikerjakan. Namun, hal itu sebelumnya tak dapat dilakukan lantaran adanya kepadatan lalu lintas yang menghinggapi Tol Japek.

"Barang ada, tapi kita mau mengangkatnya susah. Karena kan perlu keselamatan tinggi, karena padatnya itu. Kalau ditutup kan enggak mungkin. Kalau siang rasanya waktu terbatas, hanya dari jam 10 malem sampai jam 5 pagi," keluhnya.

Dengan pemberhentian sementara proyek KCIC dan LRT di titik tersebut, ia berpendapat, pengerjaan tol layang Japek II termasuk Simpang Susun Cikunir dapat segera selesai.

Sebab, menurutnya, pengangkatan box girder bisa menyentuh angka maksimum per hari, yakni pada kisaran 8 sampai 12 unit.

"Itu yang kita mau kembalikan supaya on schedule terhadap rencana harian rata-rata. Itu kan antara 8-10-12, puncak maksimum bisa 12 (unit)," jelas dia.

 

Ada Proyek Besar, Kementerian PUPR Bagi 3 Zona Kerja di Tol Jakarta-Cikampek

Tol Cikampek Macet Parah di Puncak Arus Mudik
Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) menyatakan, pengerjaan tiga proyek besar di sepanjang ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan proyek LRT Jabodetabek akan dibagi ke dalam tiga wilayah kerja.

Hal ini menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang sebelumnya mengatakan pengerjaan proyek KCIC dan LRT Jabodetabek di km 11 sampai 17 Tol Japek akan diberhentikan sementara waktu.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto menyampaikan, pembagian zona kerja itu dimaksudkan untuk mengurai kepadatan lalu lintas di km 11-17 Tol Japek yang terbilang sudah mencapai level maksimum.

"Kita menyesuaikan, karena trafik enggak boleh berhenti. Meminimalisir risiko-risiko kalau misalnya pada saat erection akan perlu malam. Malam kadang kala perlu waktu jeda dulu sebelum operasional. Perlu pembersihan dulu, perlu kesiapan, mobilitas angkutan barangnya," tutur dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Oleh karena itu, ia menambahkan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pemegang proyek bakal membagi wilayah kerja menjadi tiga segmen konsentrasi. Dia menuturkan, langkah ini dilakukan untuk bisa memacu dan memicu percepatan pelaksanaannya.

"Karena kalau mau mengejar otomatis bekerja paralel. Kalau semula hanya satu pimpro (pimpinan proyek), dipecah jadi tiga pimpro. Ini dari Jasa Marga, mereka menyiasati menjadi tiga pimpro, bisa jadi tiga paralel. Kalau semula satu," ungkapnya.

Dengan begitu, dia melanjutkan, pengerjaan tiga proyek besar tersebut diharapkan bisa selesai lebih cepat. Sugiyartanto menuturkan, pembagian wilayah kerja di ini meliputi titik-titik yang secara trafik kerap dilanda kepadatan, antara lain km 14, km 17, dan proyek tol layang Jakarta-Cikampek di Simpang Susun Cikunir.

"Tapi kalau pas di situ pas berbenturan semua, pengen bekerja di situ. Makanya diatur. Kalau gitu konsentrasi di situ elevated, Terus LRT cari lahan yang sebelumnya. KCIC demikian pula, apa semua harus numpuk di situ? Akhirnya kerjanya enggak bisa cepat," ujar dia.

"Untuk lahan, KCIC ada. LRT ada. Tapi kalau KCIC dan LRT konfirmasinya ke mereka (Kementerian Perhubungan) ya, karena mereka lebih tahu. Sehingga konsentrasi kita kebetulan di Japek ya memang di situ (Tol Layang Japek Simpang Susun Cikunir)," sebut dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya