Pupuk Indonesia Amankan Realokasi Pupuk Bersubsidi

Pupuk subsidi hanya dapat diakses oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani dan memilki Rencana Definitif Kebutuan Kelompok (RDKK).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Des 2018, 09:44 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 09:44 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan produsen pupuk terbesar di Asia. (Dok Pupuk Indonesia)
PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan produsen pupuk terbesar di Asia. (Dok Pupuk Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia mengamankan realokasi pupuk bersubidi sesuai dengan Peraturan Menteri Kementerian Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.130/11/2018 yang diterbitkan tanggal 30 November 2018.

Upaya ini dilakukan sehubungan dengan peningkatan kebutuhan pupuk bersubsidi di musim tanam akhir tahun ini terutama untuk jenis pupuk Urea dan NPK.

Realokasi antar jenis pupuk bersubsidi dilakukan dengan menambah alokasi pupuk Urea yang sebelumnya sejumlah 4,1 juta ton menjadi 4,2 juta ton dan NPK yang sebelumnya sejumlah 2,2 juta ton menjadi 2,7 juta ton.

"Dengan realokasi tersebut diharapkan pemenuhan pupuk bersubsidi terpenuhi dan mencukupi hingga satu bulan kedepan," Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana dalam keterangannya, Jumat (7/12/2018).

Adapun total alokasi pupuk bersubsidi tetap sejumlah 9,55 juta ton, namun dilakukan realokasi antar jenis pupuk agar sesuai dengan kebutuhan petani.

Pupuk Indonesia juga memastikan bahwa pada saat musim tanam Oktober – Maret 2018 ini, stok pupuk nasional selalu terjaga dan distribusinya tidak terganggu.

Tercatat hingga November 2018 stok pupuk subsidi Nasional di Lini III (gudang yang berlokasi di Kabupaten) dan Lini IV (kios resmi) total sebesar 1,29 juta ton.

Jumlah tersebut dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan oleh Pemerintah, jumlah berlimpah ini belum termasuk dengan stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi.

Adapun rincian stok Lini III & IV terdiri dari 501.356 ton Urea, 333.583 ton NPK, 121.603 ton Organik, 179.437 ton SP-36 dan 163.401 ton ZA.

“Dengan target penyaluran Pupuk subsidi sebesar 9,55 juta ton hingga akhir tahun ini, kami prioritaskan untuk kebutuhan sektor tanaman pangan dan sampai dengan akhir November 2018, kami telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 8.345.804 ton atau 88% dari jumlah yang ditentukan oleh Pemerintah," tambah Wijaya.

 

Wilayah Jawa Timur

Pembuatan Pupuk Kompos
Pekerja dari kelompok tani mekar jaya binaan PT Wirakarya Sakti unit forestry APP Sinarmas mengangkut pupuk kompos di Kab Tanjung Jabnung Barat, Jambi, Kamis (3/5). Usaha pupuk kompos tersebut mampu hasilkan 100 ton perbulan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk wilayah Jawa Timur, Wijaya kembali menegaskan bahwa stok dan penyaluran pupuk akan terus dimonitoring.

Hingga 4 Desember 2018 stok pupuk bersubsidi di wilayah Jawa Timur mencapai 363.501 ton atau tiga kali lipat dari ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Jumlah tersebut terdiri dari 128.419 ton Urea, 107.270 ton NPK, 23.479 ton SP36, 56.638 ton ZA dan 47.696 ton Organik. Jumlah itu dipastikan aman hingga bulan Desember ini berakhir.

Selain melalui upaya realokasi pupuk subsidi, Pupuk Indonesia juga menghimbau petani agar bergabung dengan kelompok tani, sehingga akses untuk memperoleh pupuk subsidi bisa lebih mudah.

Sebab, pupuk subsidi hanya dapat diakses oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani dan memilki Rencana Definitif Kebutuan Kelompok (RDKK) sebagaimana yang diatur oleh Kementerian Pertanian. RDKK berfungsi untuk menentukan alokasi pupuk subsidi yang didasarkan pada pengajuan.

“Dengan bergabung ke dalam kelompok tani, maka kebutuhan pupuk petani dapat terakomodir dalam RDKK," lanjut Wijaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya