BI: Defisit Neraca Transaksi Berjalan 2018 Masih Aman

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 mengalami defisit USD 2,05 miliar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Des 2018, 21:35 WIB
Diterbitkan 17 Des 2018, 21:35 WIB
Pertumbuhan Ekspor Kuartal III 2018 Menurun
Sebuah Perahu nelayan melintas di dekat kapal yang mengangkut peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/11). (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 mengalami defisit USD 2,05 miliar. Defisit tersebut bersumber dari defisit pada neraca perdagangan nonmigas dan neraca perdagangan migas. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif Januari-November 2018 mengalami defisit sebesar USD 7,52 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan, menjelaskan, defisit neraca perdagangan nonmigas pada November 2018 sebesar USD 0,58 miliar, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar USD 0,39 miliar.

"Defisit ini dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas yang lebih besar dari penurunan impor nonmigas," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (17/12/2018).

Penurunan ekspor nonmigas sebesar USD 0,90 miliar (mtm) bersumber dari penurunan ekspor beberapa komoditas antara lain perhiasan, minyak kelapa sawit, batu bara, bubur kayu, dan peralatan listrik.

Sementara itu, penurunan impor nonmigas sebesar USD 0,71 miliar (mtm) terutama berupa barang modal dan bahan baku, antara lain mesin, bahan bakar mineral, sisa industri makanan, serealia, serta mesin dan pesawat mekanik.

Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan November 2018 tidak terlepas dari pengaruh dinamika permintaan global yang melandai dan harga komoditas yang menurun sehingga memengaruhi kinerja ekspor. Sementara itu, permintaan domestik yang masih kuat memengaruhi kinerja impor.

Ke depan, BI terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, serta pengaruhnya terhadap neraca perdagangan.

"Dengan perkembangan neraca perdagangan hingga November 2018 tersebut, Bank Indonesia memprakirakan defisit neraca transaksi berjalan pada 2018 tetap berada dalam level yang aman, yakni di bawah 3 persen dari  PDB," tutup dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Defisit Neraca Perdagangan Indonesia USD 2,05 Miliar di November 2018

Wow, Kapal Besar Ini Bawa Ekspor Manufaktur Indonesia ke AS
Penampakan kapal besar (Direct Call) pembawa kontainer yang membawa ekspor Indonesia ke AS di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5). Produk yang diekspor berupa alas kaki, garmen, dan barang elektronik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 2,05 miliar pada November 2018. Dengan demikian sejak awal tahun hingga November, Indonesia defisit sebesar 7,52 miliar.

"Neraca perdagangan November mengalami defisit cukup dalam sebesar USD 2,05 miliar," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Defisit neraca perdagangan pada November disumbang oleh impor sebesar USD 16,88 miliar. Angka ini turun sekitar 4,4 persen jika dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. 

"Impor bulan lalu disumbang oleh migas sebesar USD 2,84 miliar dan non migas USD 14,04 miliar. Meski demikian, impor migas turun 2,8 persen juga non migas turun 4,8 persen," jelasnya.

Selain impor, defisit neraca perdagangan juga dipengaruhi oleh nilai ekspor Indonesia pada November yang mengalami penurunan cukup besar sebesar 6,69 persen menjadi USD 14,43 miliar jika dibandingkan dengan Oktober 2018.

"Pada November ini, nilai ekspor Indonesia USD 14,43 miliar. Kalau dibandingkan Oktober 2018 berarti ada penurunan ekspor 6,69 persen," jelas Suhariyanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya