RI Gandeng Malaysia dan Thailand buat Dongkrak Harga Karet

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan harga produksi karet RI.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2019, 17:30 WIB
Pohon Karet
Pohon Karet (www.wakingtimes.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan harga produksi karet RI.

Salah satunya menggendeng Thailand dan Malaysia bersama-sama mendorong kenaikan harga karet di pasar internasional. 

"Kalau stok tidak oversupply harga kok jatuh. Jadi itu perlu kerja sama, paling tidak dengan Thailand dan Malaysia kalau sendiri tidak bisa. Kita sedang galang komunikasi dengan Thailand baik pemerintah dan asosiasi, begitu juga dengan Malaysia," ujar Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

Darmin melanjutkan, saat ini penentuan harga karet internasional dikendalikan oleh Singapura dan China. Oleh karena itu, Indonesia bersama Thailand dan China akan berkomunikasi secara intensif dengan kedua negara tersebut. 

"Kita melihat bahwa karet tidak over supply tapi kenapa harganya turun terus, pasti ada yang tidak beres. Kemudian ditelusuri, di mana sih ditentukan harga karet. Ternyata di dua tempat, 1 di bursanya Singapura, kedua bursanya China, Shanghai," ujar dia. 

Cara lain yang ditempuh pemerintah untuk mendorong kenaikan harga karet adalah peningkatan penggunaan dalam negeri. Di sektor pembangunan infrastruktur, pemerintah akan memanfaatkan karet untuk pembangunan jalan aspal. 

"Kita mencari jalan supaya harganya bisa diperbiki. Kita harus buat penggunaannya. Kalau penggunaan naik ya harganya bisa naik. Menggunakan karet untuk penggunaan lain yang tidak biasa, soal aspal. Biaya mungkin sedikit naik, tapi daya tahan lebih lama, sehingga masih ada benefit-nya," tambah dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

Pemerintah Targetkan Harga Karet Naik Jadi Rp 9.000 per Kg

Pohon Karet
Pohon Karet (www.rainforest-alliance.org)

Sebelumnya, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian tengah mengkaji rencana pemanfaatan karet untuk pembangunan jalan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat harga jual karet alam yang tengah mengalami penurunan.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan, pemerintah sedang mengkaji spesifikasi karet yang memenuhi kualitas sebagai pencampuran aspal. Ke depan, produksi karet diharapkan dapat mencapai kualitas optimal.

"Ini yang sedang menindaklanjuti itu tapikan harus ada spesifikasi teknis untuk bisa memenuhi permintaan supaya dijadikan bahan dasar pengolahan karet untuk aspal itu ya. Jadi kita juga mendorong apa treatment yang kita berika kepada petani untuk bisa," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 11 Januari 2019.

Bambang mengatakan, peningkatan kualitas karet ini akan membuat harga karet naik. Dia menargetkan, karet produksi dalam negeri mampu mencapai harga Rp 9.000 per Kilogram (Kg), naik signifikan dibanding harga saat ini sebesar Rp 6.000 per Kg.

"Kita harapkan harga Rp 9.000-Rp 10.000 an lah tapi dengan harga Rp 9.000 sudah bagus lah.

Artinya kita dorong petani untuk menghasilkan spesfikasi yang dibutuhkan itu supaya harganya bisa masuk. Jadi petani bisa mendapatkan pendapatan yang wajar. Sekarang yang mutunya rendah kan sekitar Rp 6.000 per Kg," jelasnya.

Bambang menambahkan, kriteria karet berkualitas baik yang akan didorong ke depan harus memiliki tingkat kadar kekeringan maksimum dan kebersihan terjaga. "Masing-masing pasar, masing-masing industri untuk kepentingan apa juga mutunya berbeda. Tapi tergantung kadar kering nya kebersihannya dan seterusnya," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya