Citilink Bidik Pertumbuhan Pendapatan 23 Persen

Citilink Indonesia memasang target kenaikan jumlah penumpang dari 15 juta orang pada 2018 menjadi 17 juta orang pada tahun ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Jan 2019, 20:26 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2019, 20:26 WIB
Citilink
Citilink (Dok.Instagram/@citilink/https://www.instagram.com/p/BrG250og2HL/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Citilink Indonesiamenargetkan bisa membukukan kenaikan pendapatan 23 persen pada 2019. Optimisme itu muncul pasca dikeluarkannya kebijakan bagasi berbayar yang akan diterapkan Citilink Indonesia mulai 8 Februari 2019 mendatang.

"Mungkin ini bisa merupakan tambahan baru pendapatan kita sehingga bisa survive. Ini merupakan salah satu revenue kita yang baru sehingga bisa survive, itu yang kita harapkan," ungkap Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Lebih detail, ia mengungkapkan, Citilink Indonesia berharap jumlah pendapatan dari penjualan tiket kepada penumpang bisa naik 25 persen. Terkait jumlah penumpang, dia pun memasang target naik dari 15 juta orang pada 2018 menjadi 17 juta orang tahun ini.

"Kita akan perbanyak buka rute penerbangan regional dibandingkan kita main domestik. Seperti ke Singapura, Vietnam, korea, Australia," papar dia.

"Artinya kita sudah cukup naik di domestik. kita lebarkan sayap kita di regional. Tahun lalu sudah ada Surabaya-Penang. Yang akan datang akan ada rute ke Singapura, Vietnam, Kamboja, dan negara lainnya," tambahnya.

Dengan begitu, ia melanjutkan, Citilink Indonesia membidik untuk bisa meraih pendapatan lebih besar dibanding 2018. "Pendapatan keseluruhan secara korporasi target 2019 naik 23 persen," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Citilink Terapkan Bagasi Berbayar di Awal Februari

(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
Citilink Indonesia (Foto:Liputan6.com/Maulandy R)

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah menyetujui pemberlakuan tarif bagasi berbayar perusahaan penerbangan ini mulai awal Februari 2019.

"Karena secara Undang-Undang kita diperbolehkan. Cuma kemarin yang dimintakan persetujuan prosedurnya, sama langkah-langkahnya. Makanya kita konsolidasi terus dengan kementerian, termasuk campaign-nya," kata Juliandra dikutip Antara, Rabu (23/1/2019). 

Dia menjelaskan, awalnya penetapan bagasi berbayar pada akhir Januari ini, namun karena proses sosialisasi maka pemberlakuan mundur di Februari. Untuk itu, Juliandra mengatakan Citilink akan menyosialisasikan dengan baik agar tersampaikan kepada masyarakat dan dia meyakini tidak ada penolakan.

"Sepanjang sosialisasinya dilakukan dengan tepat, saya yakin enggak ya. Karena memang dibolehkan LCC untuk menghapus 'free baggage'," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa penumpang masih bisa mendapatkan bagasi gratis 10 kilogram bagi mereka yang termasuk anggota dan membeli "green seat".

Diketahui, ketentuan mengenai Bagasi Tercatat diatur dalam Pasal 22 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Dalam aturan tersebut dinyatakan setiap maskapai dalam menentukan standar pelayanan memperhatikan kelompok pelayanan yang diterapkan masing-masing maskapai, termasuk kebijakan bagasi tercatat.

Penerbangan berbiaya murah lainnya yang sudah menerapkan bagasi berbayar, yakni Lion Air dan Wings Air pada 22 Januari lalu, sementara itu maskapai AirAsia Indonesia masih memberlakukan tarif cuma-cuma untuk bagasi seberat 15 kilogram dalam penerbangan domestik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya