Berlapis Emas, Penampakan Jam Tangan Shio Babi Seharga Rp 357 Juta

Arloji dari Chopard ini menyambut imlek dengan nilai seni yang sangat tinggi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Feb 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2019, 20:00 WIB
Arloji Chopard edisi tahun babi
Arloji Chopard edisi tahun babi. Dok: Chopard

Liputan6.com, Jakarta - Chopard, perusahaan jam tanganmewah, menjadi brand pertama yang merayakan tahun babi lewat arloji bertemakan shio tersebut. Rose gold 18 karat ikut menghiasi arloji bernilai seni tinggi itu.

Dilaporkan Forbes, Selasa (5/2/2019), jam tangan Chopard L.U.C XP Urushi Year of the Pig ini memiliki desain sederhana namun elegan. Pada dial arloji, tampak siluet babi berwarna emas dikelilingi gambaran semak-semak dan kelopak bunga. Sesuai namanya, gambar di dial jam ini dibuat dengan teknik urushi khas Jepang.

Teknik itu mengandalkan pernis dari getah pohon urushi yang kemudian dijadikan lacquer. Getah pohon urushi diambil setahun sekali dalam kuantitas kecil dan perlu menunggu beberapa tahun sebelum resin siap digunakan sebagai alat cat, serta memiliki tekstur bagai madu.

Jam tangan ini hanya dibuat 88 buah saja dan masing-masing pembuatannya diawasi langsung oleh Kiichiro Masamura, seorang Ningen Kakuho di bidang ini. Ningen Kakuho adalah sebutan orang yang diakui pemerintah Jepang sebagai ahli dalam suatu bidang seni tradisional.

Masamura dibantu oleh ahli lain, yakni Minori Koizumi dari Yamada Heinando Company, yang terkenal lewat produk pernis mereka. Alhasil, tiap 88 jam ini membawa keunikan tersendiri.

Jam tangan 35,5mm ini diperkuat sistem mekanik khas Chopard, yaitu Caliber 96.17-L. Movement arloji yang ultra-tipis didesain oleh para ahli dari Chopard membawa 22 karat emas micro rotor dan diperkuat dua buah barel daya (Twin Technology) yang memberi tenaga cadangan 65 jam.

Lambang babi di jam tanganini mewakili simbol rezeki, ketulusan, dan semangat gembira. Harga jam artistik shio babi ini dibanderol sampai USD 25.600 atau sekitar Rp 357 juta (USD 1 = Rp 13.961).

Deretan Warna Pembawa Keberuntungan Saat Perayaan Imlek, Apa Saja?

20160208-Umat Tionghoa Kota Bogor Silih Berganti Sembahyang di Vihara Dhanagun-Jakarta
Umat Tionghoa melakukan sembahyang saat Tahun Baru Imlek 2567 di dalam Vihara Dhanagun, Bogor, Senin (8/2/2016). Vihara yang juga disebut sebagai Hok Tek Bio merupakan klenteng tertua yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Tahun Baru Cina atau Imlek tak lepas dari tradisi-tradisi khasnya. Tradisi ini biasanya sudah berlangsung sekian lama dan turun temurun dilakukan. Tradisi tersebut juga mempunyai makna-makna tertentu. 

Namun selain itu, warga Tionghoa juga memiliki kepercayaan soal angka-angka dan warna keberuntungan saat Imlek tiba. Nah, penasaran warna apa saja yang akan membawa keberuntungan saat perayaan Imlek di tahun Babi Tanah ini? Berikut ulasannya.

1. Merah

Perayaan Imlek selalu identik dengan merah. Warna merah menyimbolkan kebahagiaan, kesuksesan dan nasib baik. Tak heran jika warna ini seringkali menjadi warna utama di berbagai acara. Warna ini juga digunakan sebagai warna amplop angpao dengan harapan agar yang memberi dan menerima angpao diberkahi kemakmuran dan kebahagiaan.

2. Oranye

Siapkan tahun ini dengan petualangan baru dan hal yang menyenangkan. Ide-ide kreatif akan rencana tersebut bisa dibantu dengan kehadiran warna oranye. Jiwa muda dan penuh petualang disebut akan mendatangkan keberuntungan perayaan Imlek di tahun Babi Tanah ini. 

3. Hijau 

Selain merah dan oranye, hijau juga kerap kali dipakai saat perayaan Tahun Baru Cina. Hijau juga diklaim menjadi warna pembawa keberuntungan.

Hijau adalah warna yang menyimbolkan uang dan harta. Diyakini juga bahwa warna ini membawa kemakmuran bagi gedung-gedung yang dibangun dengan warna ini. Memadukan warna hijau dan merah diyakini akan mendatangkan rejeki.

4. Kuning Emas

Kuning keemasan diklaim sebagai simbol keningratan dan kekuatan. Bahkan pada zaman dinasti pertama di Tiongkok, Raja dikenal sebagai Yellow Emperor atau Raja Kuning.

Melansir China Highlights, ketika masa Dinasti Song (960-1279), warna kuning digunakan untuk melapisi seluruh lantai istana. Sedangkan pada Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1636-1911), para raja mengenakan jubah kuning emas, bahkan bendera kenegaraan juga berwarna kuning. Itulah yang membuat warna kuning dipercaya akan membawa kekuatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya