Bahas Harga Avtur, Sri Mulyani Akui Bertemu Menteri Jonan

Sri Mulyani mengatakan, akan mencermati tingginya harga avtur akibat pajak atau karena faktor lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2019, 19:45 WIB
Pemerintah rapat bersama Banggar
Menteri Keuangan Sri Mulyani . (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan akan mengkaji struktur biaya avtur PT Pertamina (Persero).

Dia mengaku sudah bertemu dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) guna membahas insentif pajak pertambahan nilai (PPN) avtur tersebut.

"Kita untuk struktur insentif dari sisi perminyakan sudah diskusi ke Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Wakil Menteri ESDM Arcandra. Kita diskusikan," ujarnya saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/2/2019).

Sri Mulyani mengatakan, akan mencermati tingginya harga avtur akibat pajak atau karena faktor lain. "Kita akan lihat mengenai struktur biaya avtur itu. Apa peranan perpajakannya," jelas Sri Mulyani.

Sebelumnya ditempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa permasalahan tingginya harga avtur memang bukan persoalan baru.

Dia memastikan akan mengecek lebih jauh terkait permasalahan tingginya harga avtur dan juga monopoli oleh Pertamina. "Saya masih mau lihat itu. Karena itu memang masalah lama itu," kata Luhut, di Kantornya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Perbedaan Harga

(Foto: Dok Pertamina)
Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Senada dengan Presiden, Luhut mengakui bahwa harga avtur di dalam negeri jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga avtur di negara tetangga, seperti Singapura. Perbedaan harga yang mencolok tersebut akan membuat industri penerbangan lebih memilih untuk mengisi bahan bakar di luar negeri.

Selain itu, dia menilai opsi yang ditawarkan Presiden membuka jalan bagi pemain swasta untuk ambil bagian dalam penjualan avtur sangat bagus. Menurutnya, Jokowi ingin memberi ruang pada sektor swasta untuk terlibat dalam ekonomi, terutama penjualan BBM.

"Presiden mau tidak hanya semua BUMN. Memang ada kewajiban Pertamina juga untuk daerah-daerah terpencil ndak bisa dipungkiri sih," jelas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat keluhan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tentang mahalnya harga Avtur. Mahalnya harga avtur ini membuat tiket pesawat mahal serta kamar-kamar hotel menjadi sepi.

Presiden Jokowi pun mengaku kaget mendengar hal tersebut. Untuk itu, dia akan memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati untuk meminta kejelasan harga avtur di dalam negeri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya