5 Tips Menabung yang Jangan Kamu Tiru

Suka mengumpulkan kembalian untuk menabung, ternyata itu cara menabung yang kurang oke.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Mar 2019, 06:01 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 06:01 WIB
Good News Today: Kabar Gembira THR, THR PNS, Harga Bawang Turun
Ilustrasi uang. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Zaman sekarang, menabung bukan hanya untuk membeli kendaraan atau rumah, melainkan menyiapkan dana darurat seperti untuk biaya kesehatan dan berhenti kerja. Sudah banyak tips menabung dan aplikasi menabung pun ada bermacam jenis.

Menurut situs finansial The Motley Fool, tidak semua tips menabung itu berguna. Ada yang terkesan ide bagus, tetapi ternyata kurang bisa mengoptimalkan kegiatan menabung.

Salah satu ide populer menabung adalah mengurangi ke kafe untuk minum kopi tetapi nyatanya itu tidak begitu efektif. Sama juga dengan menabung lewat cara belanja sales saja, cara demikian malah berpotensi menjebak.

Selengkapnya, berikut ulasan menabung yang sebaiknya jangan ditiru karena tingkat efektivitas yang minim.

1. Mengandalkan Kembalian

20160613-Masyarakat Mulai Tukar Uang Receh di Monas-Jakarta
Sejumlah uang logam milik warga yang akan ditukarkan di penukaran uang keliling di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/6). BI dan 20 bank umum membuka pelayanan penukaran uang di Monas yang dimulai 10 Juni 2016 kemarin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menyisihkan uang kembalian, apalagi recehan, ternyata tetap populer bagi orang dewasa, bahkan ada aplikasi yang digunakan untuk menghitung kembalian. Namun, jangan terjebak ilusi bahwa menyisihkan uang kembalian sama dengan menabung demi masa depan.

Bila bicara kembalian, nominalnya hanya di kisaran Rp 500, atau lebih kecil. Jika ingin menyiapkan dana darurat, cara menabung ini lebih baik ditinggal saja.

2. Belanja Makanan Bulanan

[Bintang] Usia 20 Beli Rumah
Ilustrasi belanja bulanan | Via: masihmikirinnamanya.blogspot.com

Salah satu trik menghemat uang adalah dengan belanja bulanan kemudian masak sendiri. Ini dianggap bisa mengurangi keinginan untuk makan di luar rumah.

Belanja makanan bulanan tidak selalu bekerja bagi semua orang, kecuali kamu yakin dapat memasak bahan yang kamu beli, atau hasilnya malah mubazir. Lebih baik membeli makanan seperlunya saja dan kamu stok ulang ketika memang butuh.

3. Belanja Saat Ada Sales

Orang belanja online
Ilustrasi Orang belanja online (iStockPhoto)

Mencoba menabung lewat tidak belanja kecuali sales? Itu adalah cara menghemat uang yang klasik dan luar biasa menjebak.

Mengapa? Apabila pembeli tidak bisa mengendalikan diri, maka yang terjadi akan kalap saat berbelanja, yakni lupa apa saja yang ingin dibeli. Alhasil, pengeluaran pun tetap banyak meski banjir diskon.

4. Memilih Tidak ke Dokter

Ilustrasi dokter gigi (iStockphoto)
Ilustrasi dokter gigi (iStockphoto)

Sedang sakit, tetapi memilih tidak ke dokter karena memilih untuk menyimpan uangnya? Masalahnya adalah jika penyakit malah semakin parah otomatis uang yang dikeluarkan akan membengkak.

Inilah pentingnya selalu menyisihkan uang kesehatan dalam anggaran, sehingga jika sakit sudah ada persiapan.

5. Mengurangi Minum Kopi

[Fimela] Kopi
Ilustrasi kopi | unsplash.com

Kopi zaman sekarang sudah banyak yang mahal. Jika kamu memilih menabung dengan cara mengurangi membeli kopi di kafe, mungkin kamu perlu berpikir ulang. Serupa menabung uang kembalian, menabung lewat mengurangi jatah kopi mahal juga tidak terlalu memberi efek jangka panjang.

Jika kamu minum kopi di kafe seharga Rp 50 ribu tiap hari, maka dalam 365 hari kamu bisa mengeluarkan Rp 18,2 juta. Namun, jika kamu hanya minum seminggu sekali dan memilih berhenti, maka kamu "hanya" mengumpulkan Rp 2,4 juta per tahun. Sepintas nominal Rp 2,4 juta memang tinggi, tetapi sejatinya kurang mumpuni jika kamu berharap menabung untuk dana penting seperti dana pensiun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya