Menko Luhut Panggil Kemenhub dan KNKT Bahas Boeing 737 Max 8

Saat ini, terdapat 2 maskapai penerbangan di Indonesia yang mengoperasikan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2019, 19:29 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 19:29 WIB
Menko Luhut Bahas Industri Mobil Listrik Nasional Bareng DPR
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan memanggil Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti dan Ketua Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, ke Kantornya Jakarta.

Pemanggilan ini sebagai tindak lanjut atas jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines.

Polana mengatakan, pertemuan dengan Menko Luhut hanya sebatas menyampaikan informasi mengenai langkah kebijakan yang ditempuh Kementerian Perhubungan usai kejadian itu.

Kemenhub telah melakukan inspeksi larang terbang sementara pesawat Boeing 737 MAX 8 di Indonesia hingga batas waktu yang ditentukan.

Saat ini, terdapat 2 maskapai penerbangan di Indonesia yang mengoperasikan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8. Keduanya, yakni PT Garuda Indonesia sebanyak 1 unit dan PT Lion Air sebanyak 10 unit.

"Tadi Pak Luhut minta penjelasan saja," kata Polana usai melakukan rapat pertemuan di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Untuk langkah selanjutnya, Kementerian Perhubungan  masih akan menunggu hasil investigasi yang dilakukan KNKT. "Kita masih nunggu hasil investigasi dari KNKT," imbuh Polana.

Nurcahyo mengatakan, KNKT sudah melayangkan surat kepada otoritas keselamatan penerbangan Ethiopia untuk proses bantuan investigasi jatuhnya Boeing 737 Max 8. Namun, belum ada jawabanya dari pihak Ethiopia.

"Kita menawarkan ke Ethiopia, belum dijawab dari sana. Kalau diminta kami bersedia membantu. Kalau tidak mau dibantu masa tiba-tiba datang," jelas dia.

Selain itu, Menko Luhut, juga menginginkan agar langkah grounded ini dilakukan sampai ada perbaikan seluruh sistem penerbangan untuk seluruh pesawat teebang Boeing 737 Max 8. Sebab, Amerika Serikat telah menyatakan akan melakukan perbaikan secara keseluruhan.

"AS akan lakukan modifikasi terhadap pesawat ini. Pak Luhut sarankan grounded dulu sampai modiikasi selesai. Kalau sekarang grounded belum ada yang berubah, grounded dicabut, malah lucu. (Modififikasi) yang akan dilakukan katanya ada training untuk pilot, perubahan manual, perubahan software. Bukan desain," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

10 Pesawat Dilarang Terbang Tak Pengaruhi Bisnis Lion Air

Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.

Maskapai penerbangan Lion Air saat ini memiliki 10 pesawat Boeing 737 Max 8, yang tengah dilarang terbang sementara oleh pemerintah. Pelarangan dampak kecelakaan Ethiopia Airlines yang juga menggunakan pesawat jenis sama.

Managing Director Lion Air Group Capt. Daniel Putut mengatakan, meski 10 pesawat tersebut tak dapat terbang, namun tak mempengaruhi bisnis dan pelayanan maskapai secara keseluruhan.

"Secara operasional memang grounded ini tidak bangak berpengaruh. Kami operasikan Max 8 ini ke China, Arab Saudi dan domestik, jadi masih bisa kita switch dengan pesawat lain," tegas dia di Kantor Kemenhub, Rabu (13/3/2019).

Di sisi lain, pemesanan transportasi udara saat ini tengah memasuki masa low season. Langkah penggantian pesawat dinilai tak mempengaruhi ketepatan waktu penerbangan Lion Air.

"Jadi dengan 114 pesawat yang kami operasikan saat ini dengan tipe 737 Next Generation, masih bisa cover," tegas dia.

Terkait langkah inspeksi pesawat Boeing 737 Max 8, selain dari Kementerian Perhubungan, Daniel mengaku jika internal Lion Air juga membentuk tim. Ini menjadi wujud kepedulian Lion Air Group dalam mengutamakan keselamatan penerbangan.

Dari 10 pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion yang dilarang terbang, saat ini yang sudah menjalani inspeksi sebanyak 3 pesawat. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya