JICT Jadi Pelabuhan Peti Kemas Pertama yang Layani Transhipment Internasional

Layanan transhipment internasional ini mulai beroperasi pada akhir Februari 2019.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Mar 2019, 10:45 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 10:45 WIB
Pertumbuhan Ekspor Kuartal III 2018 Menurun
Kapal mengangkut peti kemas dari JICT, Tanjung Priok, Jakarta. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok dalam hal ini Jakarta International Container Terminal (JICT) resmi melayani proses transhipment internasional. Bahkan JICT tercatat sebagai pelabuhan petikemas pertama di Indonesia yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional ini.

Direktur Utama PT JICT, Gunta Prabawa mengatakan, layanan transhipment internasional ini mulai beroperasi pada akhir Februari 2019. Hal tersebut setelah Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jendral Bea Cukai menyetujui JICT untuk melayani kapal kapal Internasional yang akan melakukan transhipment di terminalnya.

[bacajuga:Baca Juga](3670866 3679154 \)

‎"Selama ini, Indonesia menjadi pelabuhan transhipment untuk kapal domestik yang akan mengirimkan kargonya keluar Indonesia dengan kapal asing. Dengan adanya persetujuan dari Bea dan Cukai tersebut, maka JICT resmi menjadi pelabuhan peti kemas pertama di Indonesia yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional. Di mana semua kapal dari luar Indonesia yang akan melakukan transhipment ke pelabuhan tujuan berikutnya, dapat melakukannya lewat JICT," ujar dia di Jakarta, Rabu (20/3/2019).

‎Selain memberikan pelayanan transhipment, lanjut Gunta, JICT juga menerima kapal-kapal yang memberikan layanan pelayaran langsung (direct service) ke beberapa pelabuhan Internasional di dunia seperti Afrika, Australia, Eropa dan Amerika.

Pada tiga bulan pertama di 2019 ini, JICT menerima empat pelayaran baru yang sandar di JICT, yaitu Hyundai, SITC dan dua service baru dari CMA, yang salah satunya direct service ke Australia.

‎"Layanan transhipment internasional akan memberikan efisiensi bagi rantai logistik di Indonesia. Jika selama ini JICT dan Pelabuhan Tanjung Priok hanya menjadi pelabuhan transhipment bagi kapal kapal domestik dan intra Asia, maka dengan di bukanya layanan transhipment bagi kapal internasional, JICT akan menjadi alternatif bagi pelayaran pelayaran yang selama ini hanya bisa melakukan alih kapal di Singapura atau Malaysia," kata dia.

Gunta menyatakan, sistem dan infrastruktur di JICT sudah siap memulai layanan alih kapal internasional ini.

Diantaranya, dermaga dengan kedalaman 16 meter, sistem pembayaran non tunai yang sudah online dan terintegrasi dengan lembaga di pelabuhan, 21 pintu masuk otomatis dengan alat timbang dan Crane Super Post Panamax dengan kapasitas angkat ganda (twin lift) serta sinergi antar terminal dengan TPK Koja dan didukung penuh oleh Ditjen Bea Cukai dan Badan Karantina.

"Semua ini belum selesai, JICT masih akan terus melakukan berbagai inovasi dengan tujuan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Kami ingin JICT terus memberikan yang terbaik, tidak hanya untuk Tanjung Priok tapi juga untuk Indonesia," tandas dia.‎

Anak Usaha Pelindo II Bakal IPO 30 Persen Saham pada Mei 2019

Aktivitas di JICT
Aktivitas di JICT, Jumat (15/3). Menko Perekonomian Darmin Nasution, mengisyaratkan kekhawatirannya terhadap kinerja impor yang kendur pada Februari 2019, meskipun hal ini membuat neraca perdagangan RI surplus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) bakal melepas saham perdana atau initial public offering (IPO) saham anak usaha pada tahun ini. Pelepasan saham anak usaha Pelindo II ini diperkirakan akan menjadi IPO Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar sepanjang 2019.

Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya menjelaskan, Pelindo II berencana melepas 30 persen saham anak usaha yaitu PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) melalui mekanisme IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Mei 2019. 

PTP merupakan operator terminal non peti kemas yang menyediakan layanan bongkar atau muat barang dari kapal ke tempat penyimpanan dan sebaliknya dengan didukung peralatan modern. "Ini akan jadi IPO BUMN terbesar tahun ini. Ini barang bagus," jelasnya pada Selasa (19/2/2019).

Pelindo II telah menunjuk penjamin emisi untuk aksi korporasi ini. "Kami sudah tunjuk lead underwriter dari BUMN, swasta dan asing," lanjut Elvyn.

Untuk diketahui, PT Pelabuhan Tanjung Priok merupakan anak Pelindo II yang didirikan pada tanggal 10 Juni 2013.

Sebagai entitas anak pengelola Pelabuhan Tanjung Priok, PT PTP melayani kapal penumpang, barang domestik dan manca negara. Fasilitas intermodal yang lengkap di Pelabuhan Tanjung Priok mampumendistribusikan logistik ke seluruh Indonesia.

Bidang Usaha PT PTP terdiri dari 2 kelompok usaha yaitu penyediaan dan pelayanan jasakepelabuhanan dan terkait dengan kepelabuhanan. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhandengan kategori multipurpose terminal yang dibagi menjadi 3 daerah terminal operasi yaitu Terminal Operasi 1, Terminal Operasi 2, dan Terminal Operasi 3.

Masing-masing terminal memiliki luasan453.047 m2 untuk terminal 1, 490.246 m2 untuk terminal 2, dan 335.369 m2 untuk terminal 3.

Untuk melaksanakan kegiatan operasinya PT PTP melakukan kerjasama operasi dengan Perusahaan Bongkar Muat dimana PT PTP menyediakan dermaga dan fasilitas pendukungnya, sementara PBMmenyediakan alat, tenaga kerja serta peralatan pendukung bongkar muat lainnya dengan sistem revenue sharing. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya