Pemerintah Fokus Selamatkan 15 Danau demi Pasokan Air Baku

Kementerian PUPR telah membenahi 10 danau diantaranya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2019, 14:15 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2019, 14:15 WIB
Telaga Cisoka
Ilustrasi danau. (Liputan6.com/ Andi Jatmiko)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus menggencarkan upaya revitalisasi ketersediaan air baku di Indonesia. Salah satunya dengan menandatangani nota kesepahaman tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional yang dilakukan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (26/3/2019).

Pada kesempatan tersebut, hadir beberapa pejabat nasional yang turut membubuhkan teken, antara lain Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siri Nurbaya Bakar, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ada 15 danau prioritas nasional yang hendak diselamatkan pemerintah. Kementerian PUPR telah membenahi 10 danau diantaranya.

"Sebetulnya dari 15 (danau) prioritas itu 10 sudah kita sentuh. Misalnya, Danau Tondano, Limboto, kita bikin tanggul-tanggul supaya masyarakat tidak merambah ke badan danau," ucap dia di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Berdasarkan data yang Liputan6.com peroleh dari Kementerian PUPR, 10 danau tersebut yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Maninjau dan Danau Kerinci (Sumatera Barat), Danau Rawa Pening (Jawa Tengah), Danau Kaskade Mahakam (Kalimantan Timur), Danau Tondano (Sulawesi Utara), Danau Limboto (Gorontalo), Danau Tempe (Sulawesi Selatan), Danau Poso (Sulawesi Tengah), serta Danau Sentani (Papua).

Sedangkan 5 danau lainnya yang belum tersentuh antara lain Danau Singkarak (Sumatera Barat), Danau Rawa Dano (Banten), Danau Sentarum (Kalimantan Barat), Danau Batur (Bali), dan Danau Matani (Sulawesi Selatan).

Lebih lanjut, Menteri Basuki menyatakan, penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara pemerintah pusat, daerah, hingga institusi dan lembaga lainnya ini akan mempermudah upaya melestarikan danau sehingga fungsi ekonominya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

"Sebelumnya kami di situ merasa sendiri. Mungkin yang lain juga sudah kerja, tapi belum terkoordinir. Dengan ini, kita ingin dikeroyok, coba kita pakai konsep Citarum Harum. Dikomando oleh pak Gubernur, nanti disitu ada PUPR, ada (pemerintah) kabupaten, ada Kodam, ada Polda, dan lain-lain," tuturnya.

 

Embung Pea Parsinagaan Mengairi Lahan Pertanian hingga Dukung Pariwisata

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Pembangunan embung oleh Kementerian PUPR (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Embung Serbaguna Pea Parsinagaan di Kecamatan Ronggor Nihuta, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. 

Ini untuk mendukung pengembangan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Pembangunan embung ini memberikan manfaat sebagai tampungan air untuk mengairi 200 Ha lahan pertanian dan pemenuhan kebutuhan air baku di sekitar wilayah tersebut yang langka air.

"Pembangunan bendungan, embung, dan infrastruktur sumber daya air lainnya adalah upaya mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan sebagai bagian dari Nawacita," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Kamis (15/11/2018).

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Roy Pardede mengatakan, selama ini masyarakat sekitar membutuhkan pasokan air untuk dimanfaatkan dalam mengairi lahan persawahan dengan komoditas, seperti jagung, kacang, dan sayuran.

"Kementerian PUPR memutuskan untuk membangun embung ini, guna meningkatkan tambahan tampungan air bagi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Palipi dan Kecamatan Ronggor Nihuta," ujar dia.

Roy menambahkan, selain sebagai bangunan tampungan air, embung Serbaguna Pea Parsinagaan dapat dimanfaatkan sebagai objek pariwisata. Nantinya, masyarakat juga dapat melakukan budidaya perikanan di sekitar embung ini, di samping fungsi lainnya sebagai sumber air irigasi.  Ia menambahkan, masyarakat sebelumnya harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Namun dengan telah dibangunnya embung ini, masyarakat setempat merasakan manfaatnya yang besar. Masyarakat merasa senang dan bersyukur atas manfaat yang banyak," sambungnya.

Embung Serbaguna Pea Parsinagaan memiliki luas genangan air sebesar 33,09 ha, dengan debit volume tampungan air sebanyak 486,10 m3. Pekerjaan pembangunan embung dilengkapi dengan saluran pengelak (intake) dan pembuatan bangunan pelimpah saluran.

Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II menjadi pihak pembangun embung serbaguna Pea Parsi agaan sejak April 2018, dan telah selesai pada November 2018. Dana pembangunan bersumber dari APBN 2018 sebesar Rp 7,97 miliar, serta bantuan sokongan dari kontraktor PT Siman Eranesia Ardesplan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya