PUPR Siapkan Bendungan dan Embung buat Antisipasi Bencana

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, Indonesia akan punya 300 bendungan di masa mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Jan 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 13:45 WIB
Bendungan Seigong (Foto: Kementerian PUPR)
Bendungan Seigong (Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkuat dan menambah infrastruktur di Indonesia dengan membangun banyak bendungan dan embung. Langkah ini untuk mengantisipasi bencana alam di tengah maraknya proyek infrastruktur yang marak dilakukan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, infrastruktur Indonesia saat ini masih belum cukup kuat.

"Stok infrastruktur Indonesia masih lebih kecil dibanding negara tetangga. Kalau dilihat, bencana juga yang menyebabkan kita harus kembali membangun dari awal," ujar dia di Auditorium BMKG, Jakarta pada Jumat (26/1/2018).

Basuki menyatakan, salah satu bencana yang sulit ditanggulangi adalah kekeringan. "Sulit menduga kapan dimulai dan berakhirnya kekeringan. Banjir masih lebih gampang diprediksi daripada kekeringan," ujar dia.

Demi mencegah bencana itu, Basuki menyebutkan pemerintah melalui Kementerian PUPR akan memperkuat sisi infrastruktur dengan membentuk bendungan dan embung.

"Salah satu bentuk nyata PUPR cegah bencana hidrometeorologis adalah membangun Bendungan Karian " ujar dia.

Bendungan Karian sendiri ditargetkan selesai pada 2019, dan diperkirakan mampu menyuplai kebutuhan air baku sebesar 2.000 liter per detik.

"Proyek pembangunan seperti itu tidak hanya ditujukan untuk manusia, tapi juga hewan. Seperti contoh, di Gunung Kidul (Yogyakarta) PUPR siapkan telaga (re; embung) untuk antisipasi kekeringan, yang juga buat hewan," tambah dia.

Selain itu, Basuki juga turut memaparkan proyek infrastruktur lainnya yang diselaraskan dengan upaya antisipasi bencana. Dia memperlihatkan pembangunan jalan Tol Semarang-Demak yang dilakukan di atas tanggul untuk mencegah terjadinya banjir rob.

"Ke depannya, total kita akan memiliki sebanyak 300 bendungan. Kementerian PUPR juga membutuhkan bantuan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) untuk bisa me-manage bendungan itu dengan efektif," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Kementerian PUPR Siapkan 5 Bendungan Baru di Jawa Barat

Bendungan Logung (Foto: Kementerian PUPR)
Bendungan Logung (Foto: Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan lima bendungan baru yang ada di Jawa Barat. Kelima bendungan tersebut adalah Bendungan Ciawi (Cipayung), Sukamahi, Kuningan, Leuwikeris dan Cipanas.

Dikutip dari keterangan tertulis Selasa 16 Januari 2018, dua dari kelima bendungan tersebut yaitu Bendungan Leuwikeris dan Kuningan, kemajuan pembebasan lahan masing-masing sudah mencapai 48,77 persen dan 84,46 persen.

Sedangkan untuk pengerjaan pintu air Bendungan Kuningan yang terletak Kabupaten Kuningan ini kemajuannya sudah mencapai 75,39 persen, dan ditargetkan rampung pada akhir 2018. Pengisian air bendungan (impounding) akan dilakukan pada awal 2019.

Tempat penampungan air tersebut memiliki volume tampung total sebesar 25,955 juta m3. Air dari bendungan ini akan digunakan pada Daerah Irigasi (DI) Cileuweung seluas 1.000 hektare, dan DI Jangkelok seluas 2.000 hektare.

Biaya pembangunan bendungan ini diperkirakan menghabiskan dana senilai Rp 727,9 miliar. Uang tersebut digunakan untuk biaya konstruksi, supervisi konstruksi, dan pengadaan lahan. Pengerjaannya sendiri telah dimulai sejak 2013 oleh PT Wijaya Karya dan PT Brantas Abipraya KSO, dengan anggaran Rp 464,9 miliar.

Sementara itu, Bendungan Leuwikeris yang terletak di Kabupaten Ciamis memiliki kapasitas tampung sebesar 81,44 juta m3. Bendungan ini akan mengairi jaringan irigasi seluas 4.616 hektar dan sumber air baku berkapasitas 8450 liter per detik untuk satu juta warga yang ada di Ciamis, Banjar, dan Tasikmalaya.

Pembangunan Bendungan Leuwikeris sendiri dimulai tahun 2016, dan ditargetkan selesai tahun 2021. Kontrak kerja pembangunannya terbagi menjadi dua paket, di mana paket pertama dengan biaya sebesar Rp 867 miliar dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya KSO. Sedangkan paket lainnya dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero), senilai Rp 385,46 Miliar.

Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menargetkan pembangunan 65 bendungan di Indonesia dalam periode 2015-2019. Dari jumlah tersebut, 49 di antaranya merupakan bendungan baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya