7 Perusahaan Raih Izin Impor Bawang Putih dari Kemendag

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan sebanyak tujuh izin impor bawang putih bagi perusahaan pelaksana impor.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2019, 17:45 WIB
Ilustrasi Bawang Putih
Bawang putih. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan sebanyak tujuh izin impor bawang putih bagi perusahaan pelaksana impor.

Tujuh izin impor tersebut akan selesai dan diberikan hari ini. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan, pihaknya belum dapat merinci jumlah kuota impor yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. 

"Akan keluar, mudah-mudahan saya harapkan sudah selesai sore ini. Kelihatannya ada 7 perusahaan, yang dapat disposisi itu untuk sementara," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Oke melanjutkan, dalam pemberian izin impor, pemerintah juga meminta perusahaan untuk melaporkan setiap jumlah bawang putih yang masuk ke dalam negeri. Termasuk mengenai pintu masuk impor bawang putih.

"(Kapan masuk?) Tanya mereka mereka dapat perizinan impor. Tetapi intinya kita sudah meminta mereka untuk melaporkan kapan masuk dan melalui pelabunan mana jadi kita bisa lakukan next stepnya lah," ujar dia.

Perizinan impor ini, kata Oke, akan berlaku selama setengah tahun. Sejauh ini, sebenarnya sudah delapan perusahaan yang mengajukan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih tapi hanya 7 yang baru mendapat izin. 

"Maksud saya semua perusahaan yang dapat RIPH ada 8 sudah mengajukan dan dianggap lengkap itu 7 dan 7 akan keluar, tapi tonasenya lupa lagi," tutur dia. 

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Mendag Minta Importir Bawang Putih Jalankan Operasi Pasar

20170515-Kementan Gelar Operasi Pasar Murah Bawang Putih-Antonius
Pekerja menurunkan bawang putih dari kontainer setibanya di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (17/5). Sebanyak 9.000 ton bawang putih yang diimpor dari Tiongkok dijual ke pedagang seharga Rp 25.000 per kg dalam operasi pasar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita mengungkapkan bahwa dirinya akan memanggil para importir bawang putih. Diketahui, pemanggilan importir dilakukan karena harga bawang putih saat ini naik sangat signifikan.

"Hari ini kami undang importir untuk buka gudang operasi pasar," kata dia di sela-sela acara Indonesia Industrial Summit 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 16 April 2019.

Politisi Nasdem ini enggan membeberkan lebih jauh terkait agenda pertemuan tersebut. Dia pun enggan membeberkan alasan melonjaknya harga bawang putih di pasaran.

Enggartiasto hanya mengatakan bahwa terkait bawang putih, pihaknya mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian. Berdasarkan aturan Kementerian Pertanian para importir diwajibkan menanam bawang putih.

"Ya kita sepakat kalau ini dilakukan dengan Permentan, kita lakukan," tandasnya.

 

 

Mentan Ungkap Sebab RI Masih Bergantung pada Impor Bawang Putih

Ilustrasi Bawang Putih
Ilustrasi Bawang Putih (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan impor bawang putih yang dilakukan Indonesia akibat minimnya lahan pertanian bawang putih di dalam negeri.

Namun demikian, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah berupaya meningkatkan luas lahan pertanian untuk komoditas tersebut.

Amran mengungkapkan, pada era 1990-2000 Indonesia telah mengimpor bawang putih sekitar 10 persen-30 persen dari total kebutuhan.

Kemudian pada 2014 impor bawang putih naik tajam sekitar 96 persen. Hal ini disebabkan  minimnya lahan pertanian bawang putih, yaitu hanya sekitar 1.000 hektare (ha).

"Tapi hari ini sudah 11 ribu ha. Tahun ini target 20 ribu ha. Naik 2.000 persen tanaman bawang. Kita ingin kembalikan kejayaan tanaman bawang Indonesia," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Senin, 15 April 2019.

Amran mengakui, meskipun sudah mencapai 11 ribu ha, namun lahan pertanian bawang putih ini diperuntukkan untuk memproduksi benih bawang putih. Jika sudah menghasilkan benih dalam jumlah banyak, benih tersebut baru akan digunakan untuk menghasilkan bawang putih konsumsi.

"Dari awal serah terima (sebagai menteri), di 2014 itu impor 96 persen. Sekarang memang impornya berkurang, tapi sekarang kita fokus di bibit," kata dia.

Amran berharap, dengan fokus meningkatkan benih bawang putih, maka dalam dua tahun mendatang Indonesia bukan hanya bisa menurunkan impor tetapi juga mencapai swasembada atas komoditas tersebut.

"Kita jadikan benih semua. Kalau perlu supaya dua tahun sudah bisa swasembada. Bawang merah ingat? Dulu pernah gaduh. Sekarang sudah ekspor. Jagung juga sekarang sudah ekspor," tandas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya