Ekonomi dan Pariwisata Sri Lanka Bakal Terkena Dampak Teror Bom

Pemerintah Sri Lanka meminta pihak keamanan segera menemuka pelaku teror bom.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Apr 2019, 11:52 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 11:52 WIB
Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)
Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)

Liputan6.com, Kolombo - Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe menuturkan, serangan terhadap tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka akan berdampak terhadap ekonomi dan pariwisata.

Pemerintah Sri Lanka pun telah meminta otoritas penegak hukum untuk menemukan pelaku aksi tersebut.

"Akan ada tren menurun. Pariwisata akan terpengaruh. Mungkin ada aliran dana keluar," ujar Wickremesinghe, seperti dikutip dari laman economynext, Senin (22/4/2019).

Adapun ledakan bom tersebut telah menewaskan sekitar 215 orang dan melukai lebih dari 400 orang. Setidaknya ada sembilan orang asing di antara korban tersebut.

Wickremesinghe pun mengutuk serangan tersebut. Pihaknya telah meminta pasukan keamanan dan polisi untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Dia menolak untuk menyebutkan nama pelaku dan mengatakan polisi akan memberikan informasi setelah penyelidikan.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bakal Berdampak Jangka Pendek terhadap Pariwisata

99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Polisi mensterilkan jalan saat sebuah ambulans melaju membawa korban ledakan gereja di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Sekitar 99 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Sementara itu, operator tur bersiap untuk membatalkan dan menangguhkan tur Sri Lanka setelah beberapa ledakan menewaskan sedikitnya 215 orang di Kolombo, Sri Lanka pada Minggu pagi.

India merupakan sumber terbesar untuk Sri Lanka yang menerima 2,3 juta wisatawan dari seluruh dunia pada 2018.

Sejumlah pakar menilai, serangan teror pada awal musim perjalanan akan berdampak terhadap pariwisata dalam jangka pendek.

"Serangan di Sri Lanka terjadi tepat sebelum puncak musim perjalanan pada musim panas. Sri Lanka selalu menjadi pilihan perjalanan yang disukai bagi wisatawan India. Meski masih terlalu dini untuk mengukur dampak insiden ini terhadap perjalanan ke negara itu, kami mengantisipasi efek jangka pendek," ujar CEO Yatra.com, Sharat Dhall seperti dikutip dari laman Business Standard.

Direktur Pelaksana Veena World, Veena Patil menuturkan, insiden itu akan berdampak terhadap perjalanan ke Sri Lanka. Akan tetapi, ia percaya hal itu bersifat sementara.

Perusahaan perjalanan mengatakan kalau para pelanggannya aman dan sedang memantau situasi dengan agen-agen lokal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya