KBRI Kolombo: Tidak Ada Korban WNI dalam Serangan Teror Bom di Sri Lanka

KBRI Kolombo mengatakan, tidak ada WNI yang jadi korban dalam serangan teror bom di Sri Lanka.

oleh Afra Augesti diperbarui 22 Apr 2019, 08:27 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 08:27 WIB
Seorang wanita tua dibantu menyelamatkan diri pasca-ledakan di St. Anthony, Sri Lanka ( Eranga Jayawardena / AP )
Seorang wanita tua dibantu menyelamatkan diri pasca-ledakan di St. Anthony, Sri Lanka ( Eranga Jayawardena / AP )

Liputan6.com, Colombo - Pada Minggu, 21 April 2019, bertepatan dengan peringatan Paskah, terjadi sejumlah ledakan di beberapa gereja dan hotel bintang lima di Kolombo, Sri Lanka, sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La, salah satu titik yang menjadi lokasi ledakan. Namun, Kedutaan Besar Republik Indoneisa (KBRI) Kolombo memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.

"Beberapa WNI lainnya yang menginap di hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian," tulis KBRI Kolombo melalui keterangan resmi yang diterima oleh Liputan6.com pada Senin (22/4/2019).

"KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan otoritas setempat. Hotline KBRI Kolombo +94 77 277 3123," lanjut pernyataan tersebut.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Sri Lanka mengatakan mayoritas dari total delapan ledakan beruntun yang terjadi di Kolombo dan Batticaloa pada Minggu 21 April 2019 adalah serangan bom bunuh diri.

Pihak kementerian mengumumkan hal tersebut pada sore waktu setempat, seperti dilansir dari News18.com, Minggu, 21 April 2019.

Kemhan Sri Lanka juga mengonfirmasi bahwa tujuh orang telah ditangkap sehubungan dengan ledakan berantai yang melanda tiga gereja, empat hotel, dan sebuah rumah.

Sebelumnya, News18.com melaporkan bahwa dua bomber bunuh diri diidentifikasi bernama Zahran Hashim, yang melancarkan aksi di Hotel Shangri La; dan Abu Mohammad yang menyerang gereja di Batticalao. Otoritas belum mengonfirmasi laporan tersebut.

Korban Tewas Mencapai 207 Orang

Sebanyak 207 orang dilaporkan tewas, 22 di antaranya adalah warga negara asing. Sekitar 450 orang juga dilaporkan terluka dalam teror beruntun tersebut.

Hingga berita ini turun, otoritas Sri Lanka masih melakukan pertolongan medis terhadap para korban tewas dan luka. Penyelidikan tentang siapa dalang teror itu juga masih berlangsung.

Delapan Target Teror

99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Ambulans terlihat di luar Gereja St Anthony's Shrine setelah ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi. (ISHARA S. KODIKARA/AFP)

Dalam rentang waktu sekitar empat jam, sekitar pukul 08.45 - 14.30 waktu setempat, delapan lokasi dihantam ledakan dari pelaku bom bunuh diri.

Gereja hingga hotel berbintang waralaba internasional adalah sejumlah lokasi yang paling disorot.

Seperti dirangkum dari CNN, delapan target itu tersebar di Ibu Kota Kolombo, wilayah pinggir ibu kota, dan Kota Batticaloa di timur Sri Lanka.

Ledakan pertama terjadi di Gereja St. Anthony di Kochikade dan Gereja St. Sebastian di Negombo--keduanya di pinggir Kolombo.

Dalam ledakan di St. Anthony, sekitar 160 orang terluka saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, menurut seorang pejabat dikutip dari The Straits Times.

Tidak lama setelah laporan itu, polisi mengonfirmasi tiga hotel kelas atas di sentral Kolombo juga menjadi target ledakan, yakni: Hotel Shangri La, Cinnamon Grand, dan Hotel Kingsbury. Ketiganya dikategorikan sebagai hotel mewah di Ibu Kota Kolombo.

Setidaknya satu orang tewas di Hotel Cinnamon Grand di Kolombo, dekat kediaman resmi Perdana Menteri Sri Lanka.

Hampir bersamaan dengan bom di tiga hotel, ledakan lain menghantam satu gereja di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka.

Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi.

Beberapa jam kemudian, ledakan--yang ke-7 berdasarkan urutan waktu--menghantam Hotel Tropical Inn, dekat Kebun Binatang Dehiwala di Dehiwala-Mount Lavinia. Ledakan itu menewaskan dua orang.

Kemudian selang beberapa menit usai ledakan ke-7, ledakan ke-8 terjadi di sebuah rumah di area suburban Kolombo, tepatnya di Dematagoda. Tidak ada korban jiwa.

Imbauan Potensi Teror Sejak 10 Hari Lalu

99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Polisi mensterilkan jalan saat sebuah ambulans melaju membawa korban ledakan gereja di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Sekitar 99 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Kepala Kepolisian Sri Lanka dikabarkan telah merilis imbauan nasional mengenai ancaman teror, 10 hari sebelum peristiwa rangkaian bom terjadi di Kolombo dan Batticaloa pada Minggu, 21 April 2019 pagi waktu lokal.

Menurut dokumen imbauan yang dilihat AFP, dijelaskan bahwa pelaku bom bunuh diri berniat menyerang "gereja ternama", demikian seperti dikutip dari Times of India, Minggu (21/4/2019).

Kepala Kepolisian Pujuth Jayasundara mengirim imbauan intelijen itu kepada pejabat tinggi Sri Lanka pada 11 April 2019.

"Badan intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheed Jamath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja dan komisi tinggi India di Kolombo," kutip laporan tertulis itu.

NTJ adalah kelompok muslim radikal di Sri Lanka yang masuk dalam radar aparat tahun lalu, ketika mereka dihubungkan dengan peristiwa vandalisme terhadap beberapa patung Buddha.

Belum jelas apakah NTJ berkaitan dengan teror di Sri Lanka pada 21 April 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya