Liputan6.com, Kolombo - Pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka dikabarkan sempat mengantre untuk sarapan prasmanan di Hotel Cinnamon Grand pada Minggu 21 April, sebelum kemudian meledakkan bahan peledak yang diikat di tubuhnya.
Sambil membawa piring, pelaku yang pada malam sebelumnya telah mendaftar di hotel sebagai Mohamed Azzam Mohamed, baru saja akan dilayani ketika ia meledakkan diri di restoran yang penuh sesak, kata seorang manajer setempat.
Advertisement
Baca Juga
"Ada kekacauan total," kata manajer itu, yang berbicara secara anonim kepada kantor berita AFP, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Senin (22/4/2019).
Saat bom meledak, Restoran Taprobane yang menjadi sasaran bom tersebut tengah melayani salah satu waktu tersibuk di Sri Lanka, yakni pada liburan akhir pekan Paskah.
"Ledakan terjadi sekitar pukul 08.30 pagi, dan restoran sedang ramai, terutama oleh tamu keluarga," lanjut manajer itu kepada AFP.
"Dia (pelaku bom bunuh diri) datang ketika puncak antrean, dan meledakkan diri," tambahnya.
Pelaku pemboman dilaporkan tewas di tempat. Sebagian tubuhnya ditemukan utuh oleh polisi Sri Lanka, dan kini telah diamankan untuk diotopsi.
Pelaku Memberi Alamat Palsu
Sementara itu, pejabat lainnya di hotel yang terdampak mengatakan bahwa salah satu tamunya yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri, diketahui memberikan alamat palsu.
Pelaku juga sempat mengatakan kepada resepsionis hotel bahwa dia berada di Kolombo untuk urusan bisnis.
Dua hotel lainnya, Shangri-La dan Kingsbury, dihantam bom pada waktu hampir berdekatan, bersama dengan tiga gereja yang penuh dengan umat Katolik yang menghadiri kebaktian Minggu Paskah.
Ledakan di St Anthony's Shrine, sebuah Gereja Katolik yang bersejarah, begitu kuat sehingga meruntuhkan sebagian besar atap, merusak lantai, kaca dan bangku kayu.
Di sekeliling reruntuhan, puluhan jenazah tergeletak bersimbah darah.
Pihak berwenang Sri Lanka belum mengumumkan secara resmi siapa yang melakukan delapan serangan bom di Kolombi tersebut.
Advertisement
Target Hotel Berdekatan dengan Kediaman Resmi PM Sri Lana
Cinnamon Grand Hotel yang menjadi salah satu target ledakan bom bunuh diri pada Minggu 21 April, berlokasi tidak jauh dari kediaman resmi Perdana Menteri Sri Lanka.
Begitu pun target hotel lainnya, Shangri-La, juga berlokasi cukup berdekatan dengan pusat ledakan lainnya. Di sini, saksi mata mengatakan ada dua ledakan keras yang menyebutkan jatuhnya banyak korban jiwa.
Seorang fotografer kantor berita AFP melihat langsung kerusakan parah di restoran yang berlokasi di lantai dua hotel tersebut, dengan jendela pecah dan kabel listrik tergantung di langit-langit.
Shangri-La mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ledakan bom bunuh diri terjadi pukul 09.00 waktu setempat, di restoran Table One miliknya.
Target serangan bom lainnya, Kingsbury, juga diketahui sebagai salah satu hotel termahal di Kolombo, yang lokasinya berdekatan dengan pusat finansial utama setempat.
Jumlah korban tewas dan luka di masing-masing hotel belum diketahui. Namun, pemerintah Sri Lanka telah mengumumkan sebanyak 207 orang kehilangan nyawa, dan lebih dari 400 orang lainnya mengalami luka.