Harapan Pengusaha Saat Peringatan Hari Buruh

Setiap 1 Mei diperingati sebagai hari buruh internasional atau may day.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2019, 11:45 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 11:45 WIB
Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Pemerintah menargetkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 1 Mei diperingati sebagai hari buruh internasional atau may day. Pada hari buruh ini, pengusaha pun mengharapkan pemerintah dapat menjembatani para pekerja dan pengusaha sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani mengharapkan hubungan buruh dan industri sama-sama harmonis dalam menjalankan usaha untuk dukung kepentingan pertumbuhan ekonomi.

Ia menambahkan, para serikat pekerja juga dapat melihat secara objektif dalam pengelolaan usaha dan industri. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan lapangan kerja ke depannya. Salah satunya soal tuntutan upah. Haryadi menilai, bila menciptakan kondisi yang menuntut upah tinggi dapat menyusutkan lapangan kerja. Padahal yang ingin masuk kerja juga banyak.

Haryadi mencontohkan, rekrutmen sopir taksi. Saat ini perusahaan merekrut minimal lulusan SMA untuk rekrut sopir taksi, ini juga mengingat upah minimal Rp 3,9 juta. Oleh karena itu membutuhkan kualifikasi standar pendidikan lebih tinggi.

"Kita berpikir jauh ke depan dan fokus untuk bagaimana menciptakan lapangan kerja nantinya karena populasi (Indonesia-red) besar dan angkatan kerjanya juga. Pimpinan pekerja harus objektif bagaimana penciptaan lapangan kerja. Objektif ini bagaimana melihat rasio angkatan kerja dan ketersediaan lapangan kerja," ujar Haryadi saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (1/5/2019).

Ia menambahkan, pemerintah juga dapat menjembatani hubungan para buruh dan industri. Salah satunya dengan menerima masukan secara objektif dan tepat untuk ikut kemajuan industri dan menciptakan lapangan kerja.

"Pemerintah bisa jeli dan harus jembatani antara buruh dan pengusaha sehingga dapat dorong investasi yang diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja,” kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Peringati Hari Buruh, Buruh Bakal Padati Tenis Indoor Senayan

Hari Buruh-Mayday 2017-Reog-Jakarta- Helmi Afandi-20170501
Massa buruh berjalan menuju Istana Negara saat aksi Hari Buruh di Jakarta, Senin (1/5). Dalam aksinya para buruh meminta sistem kerja kontrak dan upah rendah dihapus. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, para buruh beserta Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan melakukan aksi peringatan May Day dengan mengelar rapat akbar di Lapangan Tennis Indoor Senayan, Jakarta, pada Rabu 1 Mei 2019.

Presiden KSPI, Iqbal Said mengatakan, peringatan May Day di Jakarta kali ini akan diikuti sebanyak 50 ribu buruh yang datang dari kawasan Jabodetabek, Purwakarta, Serang , dan Cilegon.

Dia juga menyatakan, serikat buruh pada perayaan tahun ini tidak akan menggelar long march dan hanya terpusat di satu titik saja. Peringatan May Day ini akan berlangsung sejak pukul 10.30 wib hingga selesai.

"Dengan demikian tidak ada titik kumpul di Patung Kuda Indosat maupun longmarch ke Istana negara. Seluruh peserta aksi May Day dari KSPI langsung menuju Tennis Indoor Senayan," tegas Said Iqbal, Rabu, 1 Mei 2019.

Pada kesempatan tersebut, rencananya Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dijadwalkan turut hadir seraya menyampaikan orasi politik di hadapan kaum buruh. 

Selain di Jakarta, ratusan ribu buruh juga melakukan aksi May Day di berbagai daerah industri di Indonesia.

Seperti Bandung, Semarang, Jepara, Jogjakarta, Gresik, Surabaya, Bogor, Tangerang, Cianjur, Sukabumi, Bekasi, Aceh, Medan, Makassar, Palu, Banjarmasin, Samarinda Maluku, Lombok, dan Papua. 

 

Tuntutan Buruh

Hari Buruh-Mayday 2017-Reog-Jakarta- Helmi Afandi-20170501
Sejumlah wanita membawa bendera saat aksi Hari Buruh di Jakarta, Senin (1/5). Dalam aksinya para buruh meminta sistem kerja kontrak dan upah rendah dihapus. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Adapun tema yang akan diangkat dalam May Day tahun ini adalah Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi Jujur Damai. Sedangkan isu yang akan disuarakan adalah sebagai berikut:

1. Tolak Upah Murah-Cabut PP 78/2015-Naikkan Komponen KHL Menjadi 84 Item.

2. Hapus Outsourcing dan Pemagangan yang Berkedok Outsourcing.

3. Tingkatkan Manfaat Jaminan Kesehatan dan Jaminan Pensiun.

4. Turunkan Tarif Dasar Listrik dan harga Sembako.

5. Tingkatkan Kesejahteraan dan Pendapatan Guru dan Tenaga Honorer serta Pengemudi Ojek Online (Ojol).

"Demi tegakkan demokrasi yang jujur dan damai, KSPI juga menyerukan kepada kaum buruh untuk ikut serta mengawal form C1 di KPU (Komisi Pemilihan Umum) wilayah masing-masing," seru Said Iqbal.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya