CEO Candy Crush Mundur dari Jabatannya

CEO Candy Crush Riccardo Zacconi memutuskan meninggalkan jabatannya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Mei 2019, 20:01 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2019, 20:01 WIB
Ini Akibatnya Terlalu Sering Bermain Candy Crush Saga
Ilustrasi. Foto: gamerevolution

Liputan6.com, St Julian's - Candy Crush sudah melegenda di smartphone dunia. Cara bermainnya yang mudah membuatnya digemari oleh anak kecil maupun orang tua.

Sosok dibalik kejayaan Candy Crush adalah Riccardo Zacconi. Pebisnis 52 tahun asal Italia itu mendirikan perusahaan King Digital Entertainment yang mengembangkan Candy Crush Saga.

Setelah 16 tahun memimpin, Zacconi akhirnya memutuskan untuk meninggalkan jabatannya sebagai CEO. Pengundurannya akan efektif per 1 Juli 2019 mendatang, demikian laporan Cnet.

Kabar ini terkuak pada laporan keterbukaan Activision Blizzard yang merupakan induk dari King Digital Entertainment. Meski mundur dari jabatan eksekutif, Zacconi akan tetap menjadi chairman King.

Candy Crush merupakan salah satu aplikasi smartphone yang paling laris di dunia. Tahun lalu, Gamespot melaporkan serial gim ini meraup lebih dari USD 1,5 miliar.

Hampir 63 persen dari pendapatan tersebut berasal dari Candy Crush Saga. Gim yang rilis tahun 2012 masih sanggup meraup USD 945 juta.

Judul populer lainnya adalah Candy Crush Soda Saga yang meraup USD 443 juta, dan Candy Crush Jelly Saga yang menghasilkan uang USD 90 juta pada tahun lalu.

King Digital Enterntainment diakuisisi oleh Activision Blizzard pada tahun 2016 lalu. Nilai akuisisinya mencapai USD 5,9 miliar.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Developer Asal Korsel Gandeng 5 Pengembang Gim Indonesia

2019 Challenge Market Program in Indonesia. Dok: GGC
2019 Challenge Market Program in Indonesia. Dok: GGC

Pengembang gim asal Korea Selatan (Korsel), Gyeonggi Global Game Center (GGC), menggandeng lima pengembang gim Indonesia untuk melakukan IR pitchingdalam acara '2019 Challenge Market Program in Indonesia' di Jakarta, belum lama ini.

Lima pengembang gim lokal tersebut di antaranya Caret Games, Minglecon, Nusoft, Sky People, dan Soul Games. Selain pitching, mereka juga melakukan pertemuan bisnis one-on-one dan focus group testing (FGT).

"Ini merupakan program yang kedua, di mana program pertama diadakan pada 2016. GCA akan tetap menjalankan program ini di Indonesia, Vietnam, dan Thailand untuk mempromosikan pengembang gim di provinsi Gyeonggi untuk maju ke pasar Asia Tenggar," ujar Presiden GCS, Chang-hee Oh, dalam keterangan resminya, 9 Mei 2019.

23 perusahaan termasuk penerbit gim Indonesia seperti LYTO, Megaxus, Melon by Telkomsel, serta venture capital dan investor juga turut mengambil bagian acara ini.

Di saat bersamaan juga berlangsung 41 sesi bincang bisnis dengan konsultasi senilai USD 1,52 juta dan kontrak senilai USD 8 juta.

Lima MoU Telah Ditandatangani

2019 Challenge Market Program in Indonesia. Dok: GGC
2019 Challenge Market Program in Indonesia. Dok: GGC

Lima memorandum of understanding (MoU) kerjasama bahkan telah ditandatangani. Soul Games dengan Megaxus dan Melon by Telkomsel, Minglecon dengan Arsanesia, serta Nusoft dengan Melon by Telkomsel dan 8 Elements.

Untuk diketahui, '2019 Challenge Market Program in Indonesia' berlangsung dengan agenda beragam seperti seminar pakar. Seminar ini diadakan untuk memperdalam pemahaman mengenai pasar gim di Indonesia.

Adapun sesi FGT digelar untuk mendapatkan reaksi dan tanggapan dari para peserta. Selama berlangsungnya acara, peserta juga bisa mengunjungi penerbit gim lokal seperti LYTO, Melon by Telkomsel, dan Orange Games untuk melihat bagaimana mereka bekerja dan merasakan nuansa perusahaan lokal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya