YLKI : Agen Travel Sesatkan Konsumen Soal Harga Tiket Pesawat

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritisi Online Travel Agent (OTA) soal harga tiket pesawat

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Mei 2019, 13:26 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2019, 13:26 WIB
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi

Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritisi Online Travel Agent (OTA) yang menjual harga tiket pesawat sampai Rp 21 juta bahkan Rp 40 juta.

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengaku apa yang dilakukan OTA sebuah penawaran yang menggelikan. Hal ini disebabkan mahalnya harga tiket pesawat karena rute yang ditawarkan berputar-putar.

"Dan itu kelas bisnis pula. Masak jurusan Bandung-Medan harus berputar dulu ke Bali, lalu ke Jakarta, baru ke Medan? ini saya kira ulah OTA yang menyesatkan konsumen," kata Tulus dalam keterangannya, Jumat (31/5/2019).

Tulus menegaskan, memang untuk penerbangan kelas bisnis, harga kursi yang ditawarkan lebih mahal jika dibandingkan dengan harga kelas ekonomi. Karena untuk kelas ini, soal harganya tidak diatur oleh pemerintah, melainkan sesuai mekanisme pasar.

Dengan harga yang mahal ini, ditambah rute yang tidak efektif menjadikan harga tiket tidak masuk akal.

"Aneh bin ajaib. Rute yang ditawarkan OTA tidak rasional, sengaja untuk menguras kantong konsumen. Kelas bisnis pesawat memang harganya bisa berlipat lipat dari kelas ekonomi, apalagi diputar putar pula," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Subsidi Silang

BPOM Tarik Peredaran Viostin DS dan Enzyplex
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi (kanan) memberi keterangan terkait pelanggaran produk Viostin DS dan Enzyplex mengandung DNA Babi, Jakarta, Senin (5/2). BPOM RI juga telah mancabut nomor izin edar kedua produk tersebut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Bagi maskapai udara, menurut Tulus, tiket kelas bisnis berfungsi untuk subsidi silang bagi kelas ekonomi yang dianggap masih merugi.

Sementara itu, kelas bisnis di pesawat hanya beberapa seat saja, sekitar 10-an seat untuk sekelas pesawat Boeing 737 atau Air Bus 320 (narrow body).

Maka, menurut Tulus, pilihan yang rasional bagi konsumen adalah menggunakan kelas ekonomi saat naik pesawat. Itupun tarifnya sudah kini setinggi langit.

"Jadi pihak OTA jangan membuat rute tujuan penerbangan yang membuat konsumen bingung dan heboh," pungkas Tulus.

Garuda Indonesia Bantah Harga Tiket Bandung-Medan Rp 21 Juta

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Garuda Indonesia membantah harga tiket penerbangannya  mencapai Rp 21 juta seperti diberitakan di media massa.

Harga tiket penerbangan Jakarta-Medan yang dijual Garuda Indonesia sebesar Rp 2,1 juta sesuai tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah. 

Harga yang ditulis di media massa adalah  harga tiket rute Bandung - Medan seharga Rp 21 juta tapi  penerbangannya bukan penerbangan langsung tapi melibatkan banyak kota sebagai transit yaitu Bandung - Denpasar - Jakarta - Kualanamu dan memutar jauh sehingga harganya menjadi mahal. Bukan penerbangan langsung. Demikian seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (31/5/2019).

Garuda Indonesia sendiri tidak punya rute Bandung-Medan. Masyarakat diimbau lebih cermat bila bertransaksi di online travel dan perlu melihat detail rute dan transit yang ditawarkan oleh sistem pencari.

Ini karena sistem akan mencari rute seat yang available walaupun terlalu banyak transit,  memutar jauh dan melibatkan banyak maskapai penerbangan sehingga harga yang muncul terlalu mahal.

Seluruh rute penerbangan Garuda Indonesia mengimplementasikan harga tiket yang mengacu kepada tarif batas atas yang ditentukan oleh Pemerintah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya