PLTA Rajamandala Beroperasi, Porsi EBT di Bauran Energi Bertambah

Pembangunan PLTA Rajamandala membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun sejak 2012.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Jul 2019, 20:15 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 20:15 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt) yang telah resmi beroperasi, Jumat (12/7/2019).
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt) yang telah resmi beroperasi, Jumat (12/7/2019).

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatat penambahan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47‎ Mega Watt (MW).

General Manager PLN Jawa Barat Iwan Purwana mengatakan, PLTA Rajamandala menambah porsi EBT dalam kelistrikan Jawa Barat, dari sebelumnya 68 persen menjadi 69 persen.

"PLTA Raja Mandala 47 MW sudah beroperasi komersial," kata ‎Iwan, saat menghadiri peresmian pengoperasian PLTA Jayamandal, di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (12/7/2019).

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris menambahkan, saat ini total pasokan listrik dari pembangkit EBT‎ sebesr 9.761 MW dengan porsi dalam bauran energi sebesar 12 persen, sedangkan porsi terbesarnya berasal dari PLTA dengan total kapasitas 6.256 MW.

"Dengan masuknya ini (PLTA Jayamandala) menambaha sistem EBT dalam bauran energi sekarang 9.761 mw 12 persen lebih dari kapsitas nasional,"‎ paparnya.

PLTA Rajamandala akan memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa - Bali melalui transmisi 150 kV (kilo Volt) Cianjur-Cigereleng sekaligus sebagai backup system kelistrikan khususnya di wilayah Kabupaten Bandung.

Pembangunan PLTA ini membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun sejak 2012, melalui kerjasama antara anak Perusahaan PLN yaitu Indonesia Power (IP) dengan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO), menjadi PT Rajamandala Electric Power.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pasokan Listrik Bertambah 736 MW dari Pembangkit Terbarukan Tahun Ini

Mengunjungi PLTA Bengkok, Pembangkit Tertua RI Warisan
Aktivitas pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok, Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/10). PLTA Bengkok kini ditetapkan sebagai cagar warisan budaya oleh Pemda Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) memperkirakan, pasokan listrik dari pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) akan bertambah, sebesar 736 Mega Watt (MW) pada 2019. Hal ini untuk mencapai target 23 persen pemanfaatan energi baru terbarukan pada 2025.

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka‎ mengatakan, pada 2018 pasokan listrik berasal dari pembangkit EBT sebesar 328 MW, termasuk PLTB pertama di Indonesia yakni PLTB Sidrap 75 MW. ‎

Sehingga sampai saat ini total kapasitas pembangkit EBT yang terpasang sebesar 6.711 MW.

"Kami yakin jumlah di atas akan terus meningkat, sehingga pemanfaatan EBT di Indonesia dapat memenuhi target 23 persen ditahun 2025," kata Made, di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

‎Dia mengatakan, pada tahun ini listrik dari EBT akan bertambah sebesar 736 MW. Ini berasal dari pembangkit yang beroperasi diantaranya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso 60 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto 72 MW.

"Tahun ini total pembangkit EBT yang ‎beroperasi sebanyak 736 MW," jelas Made.

Tidak hanya berasal dari dua pembangkit listrik tersebut, Penambahan juga berasal dari PLTA Jatigede 110 MW, PLTA Rajamandala 47 MW, PLTP Sorik Merapi 45 MW, PLTP Muara Laboh 80 MW dan PLTP Mulut Balai 55 MW.

"Secara keseluruhan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan saat ini telah mencapai 6711,2 MW atau setara dengan 11,76 persen," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya