Jokowi Pastikan Inpex Maksimalkan Komponen Lokal di Blok Masela

Presiden Jokowi memastikan kehadiran Blok Masel bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2019, 13:45 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2019, 13:45 WIB
Jokowi Pimpin Ratas Bahas Pemindahan Ibu Kota
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019). Rencana pemindahan ibu kota dilakukan demi mengurangi tingkat kepadatangan yang sudah membludak di Jakarta. (Liputan6.com/HO/Radi)

 

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan kontruksi Blok Masela bisa segera dimulai dan di produksi di 2027. Jokowi juga memastikan kehadiran Blok Masel bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Hal tersebut juga sudah disampaikan pihak Inpex untuk bisa memaksimalkan pengunaan komponen dalam negeri.

"Saya sampaikan kemarin kepada Inpex soal local content harus setinggi-setingginya. Penggunaan tenaga kerja, karyawan dari daerah lokal dan Indonesia sebanyak-banyaknya," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).

Dia juga berharap setelah konstruksi tersebut dimulai akan berdampak untuk aliran modal masuk, serta uang masuk ke Indonesia. Agar memberikan dampak ekonomi yang lebih baik.

"Dampak nanti capital inflow, uang masuk ke Indonesia memberikan dampak kepada ekonomi kita," ungkap Jokowi.

Sebelumnya diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengemukakan investasi asing di Blok Masela menjadi yang terbesar di Indonesia sejak 1968. Total biaya pengembangan lapangan Proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela, Maluku, mencapai USD 18,5 miliar sampai USD 19,8 miliar.

"Ini adalah investasi asing terbesar sejak 1968 dan simbol pembangunan di Indonesia Timur yang berskala global setelah Freeport Indonesia," kata Jonan.

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Blok Masela Bakal Produksi 10,5 Juta Metrik Ton Gas per Tahun

Penandatangan HoA antara SKK Migas dan Inpex Corporation soal Blok Masela.
Penandatangan HoA antara SKK Migas dan Inpex Corporation soal Blok Masela. Dok: Kementerian ESDM

Sebelumnya, Inpex Corporation menyiapkan sumber pendanaan untuk menggarap Blok Masela. Nilai investasi proyek lapangan gas abadi tersebut hampir USD 20 miliar yaitu sekitar USD 18,5-USD 19,8 miliar atau setara dengan Rp 267,8 triliun (kurs Rupiah 13.949 per dolar AS).

‎Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, ‎pendanaan untuk menggarap Blok Masel berasal dari beberapa sumber, diantaranya dari kas internal perusahaan untuk memodali kegiatan pencarian migas.

"It‎u nanti akan dilaksanakan oleh mereka, untuk offshore menggunakan dana mereka sendiri," kata Dwi, di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Pada kesempatan terpisah, President dan CEO Inpex Takayuki Ueda menambahkan ‎untuk sumber pendanaan fasilitas pengolahan gas menjadi gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) berasal dari pinjaman dengan skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).

"Fasilitas LNG atau untuk fasilitas energi di indonesia kita pikirkan dengan skema Trustee Borrowing Scheme‎," ujarnya.

Setelah POD Blok Masela disetujui Pemerintah Indonesia, Inpex Masela anak usaha Inpex Corporation yang ditugaskan mengelola ‎Blok Masela akan melanjutkan membuat desain rinci (Front End Enginering Design/FEED). ‎‎

Menurut Ueda,‎ setelah menempuh tahap FEED, kemudian dilanjutkan dengan tahapan FID dan pengadaan teknis konstruksi (Enginering, Procurment and Construction/EPC) kemudian dilanjutkan dengan produksi pada periode 2027 atau 2028.

"Kami menargetkan untuk memulai produksi pada paruh kedua dekade 2020-an," ungkap dia.

‎Total kapasitas produksi gas yang akan diproduksi oleh Inpex setiap tahunnya adalah sebesar 10,5 juta Metrik Ton (MT) dengan rincian sebanyak 9,5 juta MT per tahun untuk gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dan sebanyak 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) disuplai untuk kebutuhan domestik.

Selain itu, Blok Masela juga memproduksi kondensat dengan produksi rata-rata perhari 35 ribu barel per harui (bph) yang akan mulai berproduksi ditargetkan pada 2027.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya