Ada Diskon Tarif, AP I Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Naik

Direktur Utama AP I Faik Fahmi memperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang pesawat pasca adanya kebijakan diskon tarif

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Jul 2019, 16:31 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2019, 16:31 WIB
(Foto: Liputan6.com)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (Foto:Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura I (Persero) mempersiapkan bandara untuk mengantisipasi peningkatan penumpang, akibat tarif tiket pesawat yang sudah turun karena diskon.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, perusahaanya sebagai Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) ‎akan mendukung kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah, terkait diskon tarif yang telah ditetapkan.

"Intinyakan sebagai pengelola bandara kita support, ya inisiatif yang dilakukan," kata Faik, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Faik mengungkapkan, Angkasa Pura I telah menyiapkan pelayanan bandara agar bisa menampung ‎penumpang dan penerbangan. Dia memperkirakan terjadi peningkatan volume penerbangan pasca kebijakan diskon tarif tiket pesawat.

"Arahnya kan meningkatkan kepada volume jumlah penerbangan dan trafic buat AP 1, yang peting kita bisa menyiapkan kapasitas yang lebih memadai. Jadi kalau volumenya naik, bandaranya siap ," tutur Faik.

Menurut Faik, diskon tarif tiket pesawat tidak banyak membawa pengaruh besar terhadap biaya yang ditimbulkan atas pengelolaan airport. Selain itu biaya yang ditarik‎ PJP4U dari maskapai penerbang porsinya juga tidak terlalu mempengaruhi tarif tiket pesawat.

"Cuma dampak biaya yang ditimbulkan oleh pengelolaan airport ini kan tidak signifikan sebenarnya. Kalau dari PJP4U hanya dibawah sekitar 4 persen," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Hore, Bakal Ada Tiket Pesawat Murah Setiap Hari

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Lion Air terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (16/5/2019). Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi antara Kementerian Bidang Perekonomian dan Kementerian Perhubungan memutuskan tarif batas atas tiket pesawat turun sebesar 12-16 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah tengah mencari cara untuk menyediakan tiket pesawat murah setiap hari untuk masyarakat. Saat ini, kebijakan yang ada hanya menyediakan tiket pesawat murah di hari dan jam tertentu saja.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menyebutkan, kebijakan saat ini yang hanya menyediakan tiket pesawat murah pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada jam 10.00 - 14.00 waktu setempat belum ampuh menjadi solusi mahalnya tiket pesawat.

"Kurang nendang buat masyarakat," kata dia, di kantornya, Senin (22/7/2019).

Dia pun menjelaskan, kebijakan yang ada saat ini memang bersifat jangka pendek. Untuk itu pemerintah sudah mulai menyiapkan rencana jangka panjang guna menjaga ketersediaan tiket pesawat murah untuk masyarakat.

Dia berharap, ke depannya tiket murah dapat tersedia setiap hari dan di semua jam. Hal itu juga sejalan dengan keinginan maskapai agar jumlah penumpang kembali meningkat.

Untuk itu, implementasi kebijakan tiket murah saat ini akan dijadikan acuan untuk melakukan kajian struktur biaya yang idel seperti apa untuk menghasilkan harga tiket terjangkau masyarakat luas.

"Kalau bisa dilanjutkan, jangan tertentu saja jadwalnya. Namun dengan treatment yang sekarang, baru bisa jadwal tertentu dan ada penyempurnaan," ungkapnya.

 


Ditampung Pemerintah

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Lion Air terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia menyebutkan, saat ini semua usulan akan ditampung oleh pemerintah. Termasuk kendala dalam implementasi penyediaan tiket murah saat ini, yaitu sistem reservasi masing-masing maskapai.

Selain itu, persoalan penurunan tiket pesawat juga harus melibatkan banyak pihak lain seperti kementerian keuangan untuk kebijakna fiskal dan kementerian pariwisata untuk kaitannya dengan industri pariwisata.

"Untuk sampai ke sana, pengurangan cost di mana harus dipikirkan. Sejalan dengan rencana menengah panjang, termasuk dengan Kemenkeu dan Kemenpar," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya