Kemenperin Dorong Produsen Mainan Terapkan Industri 4.0

Industri mainan dunia terus tumbuh dari 2007-2017, pasar mainan dunia sudah mencapai angka USD 89 miliar dan diprediksi menjadi USD 99 miliar pada 2022.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Agu 2019, 20:09 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 20:09 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi mainan anak. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memberikan program pendampingan kepada industri mainan, salah satunya kepada PT Sunindo Adipersada. Pendampingan yang dilakukan adalah terkait implementasi industri 4.0 pada industri mainan.

PT Sunindo Adipersada yang sudah 27 tahun berdiri, menjadi satu satunya perusahaan mainan yang dipilih oleh Kemenperin dan menjadi pilot project (Percontohan).

CEO PT Sunindo Adipersada Iwan Tjen mengatakan, pihak Kemenperin telah meninjau langsung ke pabrik mainan Sunindo yang berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat dan kemudian akan memberikan masukan, jika ada kekurangan maka akan diberikan proses pendampingan menuju industri 4.0.

PT Sunindo terpilih karena dinilai telah menjadi perusahaan mainan yang besar dan sudah melakukan ekspor ke beberapa negara dan bisa menambah daya saing Indonesia.

“Kami kedatangan tim Kemenperin, melihat dan berdiskusi dengan kami terkait program pendampingan untuk implementasi industri 4.0. Kita tahu semua bahwa perkembangan teknologi semakin pesat dalam industri, akan tetapi kami melihat khusus untuk industri boneka, perkembangan teknologinya tidak sepesat industri garmen misalnya. Banyak inovasi teknologi garmen yang tercipta seiring dengan perkembangan fashion masyarakat," kata Iwan di Jakarta, Jumat (16/8/2019). 

Lebih lanjut dia mengatakan, industri boneka dalam hal inovasinya berkembang pesat, tapi tidak didukung dengan inovasi teknologi, sehingga butuh skill tinggi untuk membuat boneka kekinian, yang memiliki kerumitan yang cukup banyak, karena masih menggunakan mesin yang lama.

Industri 4.0 merupakan program pemerintah untuk membawa industri manufaktur Indonesia bisa berdaya saing baik di dalam dan luar negeri.

“Produk kami sudah diuji kualitasnya dan sangat laris di pasar ekspor baik di Amerika dan Australia yang menjadi market terbesar kami dan juga Eropa, Timur Tengah serta Asia. Industri mainan merupakan salah satu industri prioritas dan sudah menyerap lapangan kerja, kami termasuk perusahaan mainan yang juga sudah berkontribusi terhadap ekonomi nasional," ujar Iwan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prospek Industri Mainan

Ilustrasi boneka worry (iStock)
Ilustrasi boneka worry (iStock)

Secara market, industri mainan dunia terus tumbuh dari 2007-2017, pasar mainan dunia sudah mencapai angka USD 89 miliar dan diprediksi naik lagi menjadi USD 99 miliar pada 2022.

Indonesia termasuk salah satu pasar mainan terbesar di dunia dengan nilai ekspor sudah mencapai USD 300 juta pada 2017.

"Saya berharap dan juga mendukung program pendampingan ini untuk dikembangkan lebih luas lagi dan bisa dirasakan oleh banyak perusahaan industri lainnya di Indonesia," pungkasnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya