Ajak 4 BUMN Lain, INKA Perluas Pasar ke Madagaskar

INKA menjajaki kerja sama dengan Madagaskar untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan infrastruktur perkeretaapian.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 19:45 WIB
PT INKA (Persero) berencana melakukan pengujian kereta Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan. (Dok Kementerian BUMN)
PT INKA (Persero) berencana melakukan pengujian kereta Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - PT INKA (Persero) tengah menjajaki kerja sama dengan Madagaskar untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan infrastruktur perkeretaapian.

Direktur Utama Budi Noviantoro menjelaskan, INKA akan berkolaborasi dengan beberapa BUMN seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Len Industri (Persero), PT Timah Tbk, termasuk Indonesia Eximbank selaku lembaga pembiayaan untuk mewujudkan kerja sama tersebut. Mekanisme kerja sama adalah build operator transfer alias (BOT).

"Misalkan kita kontrak investasi disitu bareng-bareng katakanlah X kita minta 30 tahun. Setelah 30 tahun, serahkan ke pemerintah mereka," kata dia, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Nantinya, WIKA akan membangun sarana prasarana perkeretaapian. Pembangunan persinyalan kereta api dilakukan oleh LEN. Sementara INKA akan berperan dalam pembuatan kereta api serta infrastrukturnya.

Madagaskar, kata dia, berencana menawarkan konsesi untuk mengelola tambang bauksit kepada PT INKA. PT Timah yang nantinya berkolaborasi dengan salah satu perusahaan di Madagaskar untuk menggarap tambang tersebut.

"Kita sudah MoU. Mereka menjanjikan konsesi 20 juta ton kepada kita sebagai jaminan. Kita tunggu realisasinya saja, baru jalan," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Nilai Investasi

Penampakan kereta ekonomi yang mendapat predikat premium produksi PT INKA yang dipesan oleh PT Kereta Api Indonesia. (Foto: INKA)
Penampakan kereta ekonomi yang mendapat predikat premium produksi PT INKA yang dipesan oleh PT Kereta Api Indonesia. (Foto: INKA)

Ia menghitung nilai investasi sarana prasarana yang dibutuhkan mencapai USD 350 juta. "Investasi kira-kira, USD 350 juta. Kita juga minta paling tidak USD 46 tarif (angkut) per ton, kita agak murah sedikitlah, target kita enggak banyak-banyak sebetulnya, dua juta aja setahun. Sudah cukup dua juta ton.," tegasnya.

Dari jumlah tersebut, porsi yang akan dipenuhi oleh PT Inka sekitar 30 persen. Sementara sisanya bisa didapatkan dari hasil patungan sejumlah BUMN.

"USD 350 juta untuk BUMN digotong sama Exim (Indonesia Eximbank) segala macem. Nanti yang bangun uangnya Eximbank, yang bangun Wika, yang masang sinyal LEN, sarana kita," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya