Menko Darmin: Rupiah Menguat, Eksportir Jangan Khawatir

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS masih aman.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 15:30 WIB
20150910-Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebut Rupiah mengarah pada tren penguatan. Namun eksportir tidak perlu khawatir melihat kondisi Rupiah yang menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (USD).

"Ya arahnya memang begitu. Belum apa-apa udah khawatir," kata Menko Darmin, di kantornya, Jumat (13/9/2019).

Mantan Gubernur BI tersebut menjelaskan, eksportir tidak perlu khawatir dengan menguatnya nilai tukar sebab level saat ini dinilai masih kompetitif.

Mengutip Bloomberg, Rupiah dibuka di level Rp13.930 saat pembukaan. Rupiah menguat tipis dibanding penutupan kemarin pada level Rp 13.994 per USD. Namun Rupiah mulai bergerak melemah usai pembukaan.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Rupiah dipatok di angka 13.950 per USD. Menguat jika dibandingkan dengan patokan pada tanggal (12/9) yang ada di angka 14.052 per USD.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Batas Psikologis Rupiah

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Dia mengungkapkan penguatan Rupiah dinilai mengkahwatirkan jika mencapai level Rp 13.300-13.400 per USD. Level ini lah yang terjadi pada Januari 2018.

"Kita itu kan awal 2018 kurs itu Rp 13.400-13.500, masa sekarang Rp 14.000 atau dekat-dekat Rp 13.900 udah khawatir? Kalau sudah Rp 13.400 atau Rp 13.300 boleh khawatir," tutupnya.

 Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Rupiah Menguat, IHSG Naik ke Level 6.372,81

Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller tengah menghitung mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan jelang akhir pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.950.

Pada pra pembukaan perdagangan, Jumat (13/9/2019), IHSG naik 27,24 poin atau 0,43 persen ke level 6.369,42. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih bertahan di zona hijau dengan menguat 32,32 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.372,81.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,68 persen ke posisi 999,80. Sejumlah indeks acuan bergerak di zona hijau.

Pada awal pembukaan perdagangan sebanyak 145 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu 33 saham melemah dan 97 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 12.181 kali dengan volume perdagangan 143,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 106,3 miliar.

Investor asing beli saham Rp 1,30 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.950.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sembilan sektor berada di berada zona hijau dan satu sektor yang berada di zona merah.

Penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang naik 1,19 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur naik 0,80 persen dan sektor konstruksi naik 0,48 persen.

Sementara sektor saham yang melemah di sesi awal perdagangan hari ini adalah sektor pertambangan yang melemah 0,33 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain KARW yang naik 23,02 persen ke Rp 154 per saham, POLI naik 15,58 persen ke Rp 1.340 per saham dan OKAS naik 15,38 persen ke Rp 300 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain BMSR turun 17,24 persen persen ke Rp 120 per saham, ALTO turun 9,28 persen ke Rp 352 per saham, dan JSKY turun 4,96 persen persen ke Rp 670 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya