Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menyatakan, pihaknya terus berupaya membongkar tindak kejahatan dalam penyaluran program Bantuan Pangan Non-Tunai (BNPT) yang merugikan masyarakat penerima beras miskin (raskin).
Adapun Perum Bulog saat ini tengah menyelidiki beberapa kejahatan yang dilakukan penyalur BPNT, seperti memberikan beras kepada penerima bantuan yang tidak sesuai harganya.
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri ini menegaskan, dirinya bahkan tak segan untuk memutus karir pegawai Bulog yang ikut terlibat mempermainkan BNPT.
Advertisement
Baca Juga
"Pasti (dipecat). Enggak usah dipecat, kalau perlu kita bunuh. Bunuh karirnya maksudnya ya," seru Buwas di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Buwas mengatakan, tim satuan petugas (satgas) pangan kini siap berkoordinasi dengan semua pihak dalam proses penyidikan kasus ini.
"Nanti saya sedang koordinasikan dengan satgas pangan. Setelah kita nanti paparkan ke semuanya, keseluruhannya nanti akan disikapi oleh satgas pangan terserah nanti dari kepolisian sendiri," ujar dia.
"Kalau itu mau kerja sama sama kejaksaan sama KPL ya silahkan, karena saya yakin ini akan larinya ke atas karena ini pasti ada kebijakan," dia menambahkan.
Saat dimintai keterangan terkait pihak atas yang dimaksud, Buwas masih belum mau menduga-duga sebelum itu menjadi jelas dana hasil proses penyidikan.
"Penyidikan itu proses ya. Pembuktian, arahnya ke mana, kita lihat saja nanti. Karena kan tidak mungkin seorang bawahan berani berbuat tanpa ada hubungannya dengan yang lebih atasnya," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemarau Panjang, Bulog Pastikan Tak akan Impor Beras
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bachtiar memastikan stok beras aman meski musim kemarau panjang tengah melanda. Oleh karena itu dia menegaskan Indonesia tidak pelru membuka keran impor beras.
"(Stok beras) Gak ada masalah lah. Pokoknya gak perlu kita impor ya. Beras gak ada masalah kita. Beras stok masih bagus masih 2.370.000 ton lebih," kata dia saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (2/9).
Lebih lanjut Bachtiar mengungkapkan di Indonesia meski sedang terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan, namun di beberapa daerah lainnya tidak terjadi hal tersebut. Sehingga daerah yang tidak meengalami kekeringan masih bisa panen dan membantu pasokan beras.
"Ada daerah yang kena kekeringan ada daerah yang masih hujan. Nah, jadi masalah stok beras ini pengadaan sampai hari ini rata - rata masih 4000 ton. Terus operasi pasar cuma 3.000 ton gak nyampe. Artinya antara in sama out masih banyak in nya," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menjelaskan langkah Bulog dalam mengantisipasi kekeringan dari segi pengadaan sudah tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. "Di warehouse - warehouse gudang kita semuanya stok tuh sudah teralokasi dan siap untuk menghadapi itu (kemarau panjang) semua," ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud
Sumber: Merdeka.com
Advertisement