Liputan6.com, Jakarta Banyaknya mangrove dan terumbu karang di sekitar perairan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton membuat hiu kerap terlihat di sekitar perairan tersebut. Hal ini menunjukkan jika ekosistem perairan di sekitar PLTU Paiton masih terjaga dengan baik.
Pendiri Protection of Forest and Fauna (Profauna) Nursahid mengatakan, pergerakan kawanan hiu di perairan sangat bergantung dari sumber makanan (plankton dan ikan kecil). Salah satu tempat yang menjadi sumber makanan adalah perairan sekitar PLTU Paiton.
Advertisement
Baca Juga
"Dengan masih banyaknya mangrove dan terumbu karang yang menjadi tempat ikan serta adanya muara beberapa sungai yang kaya akan nutrien, membuat hiu paus sering muncul di sekitar perairan PLTU Paiton," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (21/9/2019).
Kawanan hiu paus tersebut mempunyai kebiasaan berenang secara individu untuk mencari makanan hingga ke daerah pesisir atau perairan dangkal.
Ikan hiu paus (Rhincodon typus) adalah ikan yang dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/KEPMENKP/2013.
Hiu paus yang dikenal dengan hiu totol oleh nelayan setempat, dilindungi dengan alasan jumlahnya semakin berkurang, akibat mudah tertangkap secara tidak sengaja oleh nelayan (by-catch).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Menurut Nursahid, perlu diteliti atau ditelusuri apa penyebab hiu paus tersebut tertarik masuk ke daerah sekitar PLTU Paiton. Ini penting untuk mencegah  hiu paus tersebut tidak terdampar atau terjebak di kanal inlet PLTU Paiton. Karena biasanya apabila sudah terdampar masuk ke wilayah inlet, akan sulit bagi hiu paus tersebut kembali ke habitatnya di laut lepas.
Selain karena untuk mencari makanan, lanjut dia, ada juga penyebab hiu paus itu terdampar ke wilayah sekitar PLTU. Secara teori, salah satunya adalah karena hiu paus tersebut kehilangan navigasi (hilang arah), akibat pengaruh sonar dari kapal-kapal yang berlayar di laut lepas.
"Ada juga karena faktor alam, yakni gelombang laut menyebabkan hiu paus terseret ombak ke perairan tangkap. Faktor lainnya adalah karena polusi, menyebabkan sumber makanan semakin sulit dicari, sehingga hiu paus harus berenang lebih jauh untuk mengejar makanan mereka," tutup dia.
Advertisement