Pasokan Gas Dihentikan, PGN Bakal Tuntut Petronas ke Arbitrase

PGN tidak lagi mendapat pasokan dari Lapangan Kepodang wilayah kerja Muriah yang dikelola Petronas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Sep 2019, 17:07 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 17:07 WIB
20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tidak mendapat pasokan dari Lapangan Kepodang wilayah kerja Muriah, yang dikelola Petronas Carigali Muriah Ltd (PCML). Atas hal tersebut subholding BUMN migas ini pun mengajukan Arbitrase.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, PGN mengajukan gugatan ke Arbitrase Internasional Chambers of Commerce (ICC) atas penghentian penyaluran gas dari Kepodang. Direksi telah menyampaikan hal tersebut dalam keterbukaan informasi efek Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 26 September 2019.

 

"Adapun sebagai langkah mitigasi, PGN akan mengajukan Arbitrase International Chambers of Commerce (ICC) atas kewajiban ship or pay sebagaimana diatur di dalam Gas Transportation Agreement (GTA)," kata Rachmat, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Pada 23 September 2019 pukul 23.59 WIB, PCML memutuskan untuk melakukan penghentian gas dari lapangan Kepodang, dengan alasan berakhirnya kontrak perjanjian jual beli gas antara PCML dan PLN untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tambak Lorok Jawa Tengah yang dioperatori PT Indonesia Power.

Penyaluran gas tersebut dilakukan melalui jaringan pipa gas Kalija I yang dikelola oleh Kalimantan Jawa Gas (KJG), sehingga berakhirnya kontrak tersebut juga menyebabkan berakhirnya Gas Transportation Agreement antara KJG, PCML, dan PLN.

"Direksi perseroan dengan upaya terbaik akan mengambil tindakan untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya potensi kerugian tersebut," tutur Rachmat.

PCML merupakan operator Lapangan Kepodang berada di wilayah kerja Muriah, dengan porsi hak partisipasi 80 persen, sedangkan 20 persen hak partisipasi dipegang oleh Saka Energi Muriah Ltd (SEML) yang merupakan anak usaha PT Saka Energi Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PGN Bakal Bangun Jaringan Gas di Ibu Kota Baru

PGN
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran jaringan gas bumi di perumahan warga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12). Pemerintah melalui PGN memberi tambahan 5.120 jargas pada tahun 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi melalui optimalisasi pemanfaatan gas bumi di dalam negeri.

Hal itu akan diwujudkan PGN melalui pembangunan dan pengembangan berbagai infrastruktur gas bumi yang mampu menjangkau semua segmen pasar.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan, sebagai subholding gas, PGN akan mengambil peran di depan dalam program percepatan dan transformasi energi dari minyak bumi ke gas bumi. Kebijakan ini juga menjadi bagian dari perwujudan bauran energi gas bumi sebesar 22 persen pada 2025 dan 24 persen pada 2050.

"Bertambahnya populasi, meningkatnya aktivitas ekonomi, dan perubahan gaya hidup ke green energy akan mendorong kebutuhan gas bumi akan semakin besar. Komitmen PGN adalah menyediakan energi baik gas bumi untuk rumah tangga dan para pelaku usaha dari berbagai sektor industri," jelas Rachmat Hutama usai RUPSLB PGN di Jakarta, Jumat (30/8).

Dalam rangka mewujudkan penyediaan energi gas bumi, program pembangunan infrastruktur yang akan dibangun diantaranya, membangun jaringan pipa distribusi sepanjang 500 km, pipa transmisi 528 km, 7 LNG filling station untuk truk/kapal, 5 FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga, dan 17 fasilitas LNG untuk mensuplai kebutuhan berbagai segmen konsumen.

Jadi Perusahaan Terbesar di ASEAN

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
PGN (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Melalui sinergi dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) dan entitas anak usahanya, PGN saat ini telah menjadi salah satu perusahaan energi gas bumi terbesar di ASEAN.

Melalui upaya pemenuhan pasokan gas berbagai sumber dan dukungan infrastruktur yang akan dibangun, PGN berharap dapat menjadi perusahaan energi kelas dunia yang mampu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri secara efisien.

"Strategi PGN ini sejalan dengan program pembangunan pemerintah dengan membangun berbagai infrastruktur untuk membuka akses daerah dan menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru. Gas bumi bukan lagi sebagai komoditas tapi sebagai bagian dari alat produksi yang akan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi ekonomi nasional," jelas Rachmat.

Rachmat menambahkan, sampai semester I/2019 PGN telah menyalurkan gas bumi sebesar 2.938 BBTUD. Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 932 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.006 BBTUD. PGN melayani lebih dari 350.000 pelanggan dengan cakupan infrastrukur pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.000 km, termasuk jaringan gas untuk melayani sektor rumah tangga sepanjang lebih dari 3800 km.

"Infrastruktur gas bumi merupakan investasi jangka panjang dengan risiko pasokan dan pasar yang belum terjamin. Namun risiko itu diambil PGN sebagai pionir pemanfaatan gas bumi agar ketahanan energi nasional semakin kokoh," tandas Rachmat.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya