Mantan Bos IMF: Pemakzulan Donald Trump Bisa Ganggu Ekonomi Dunia

Presiden AS Donald Trump kembali diserang wacana pemakzulan oleh Partai Demokrat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Okt 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2019, 18:00 WIB
Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)
Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Mantan Direktur IMF Christine Lagarde memberi sikap tidak setuju soal wacana pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Lagarde percaya pemakzulan bisa mengganggu ekonomi dunia dan merugikan AS.

Argumen Lagarde adalah proses pemakzulan amat berat. Ini ia saksikan sendiri pada proses pemakzulan mantan Presiden Richard Nixon akibat skandal Watergate di tahun 1970-an. Waktu itu, Lagarde bekerja sebagai intern bagi anggota DPR AS, Bill Cohen, dan melihat betapa banyak energi yang terbuang.

"Jika itu terjadi lagi, saya hanya bisa membayangkan seberapa banyak energi, brain-power, dan fokus yang akan digunakan untuk isu yang murni politis tersebut," ujar Lagarde kepada CNN.

Resistensi Lagarde terhadap pemakzulan agak sedikit mengejutkan, sebab selama ini Lagarde mengeluhkan perang dagang yang digelorakan Presiden Donald Trump melawan China. Sewaktu masih memimpin IMF, Lagarde sering berkata perang dagang berkontribusi ke perlambatan ekonomi dunia.

Wanita yang terpilih menjadi Presiden Bank Sentral Eropa pun berhati-hati dalam menyampaikan opininya soal politik AS.

"Saya menghormati apa yang sedang terjadi. Saya tak memberikan opini dan pandangan karena saya bukan orang Amerika, tetapi dari sudut pandang ekonomi, dari sudut pandang ekonomi global, hal tersebut bisa sangat menciptakan disrupsi besar, dan bisa melemahkan kepemimpinan AS," tegas Lagarde.

Presiden Donald Trump sendiri terus melawan isu pemakzulan terhadap dirinya. Sementara, dukungan dari Partai Demokrat untuk pemakzulan semakin kuat. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Upaya Pemakzulan Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), bersama istrinya Melania Trump (kiri) sesaat sebelum turun dari pesawat kepresidenan Air Force One (AFP/Saul Loeb)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), bersama istrinya Melania Trump (kiri) sesaat sebelum turun dari pesawat kepresidenan Air Force One (AFP/Saul Loeb)

Presiden AS Donald Trump kembali diserang wacana pemakzulan oleh Partai Demokrat. Trump dituduh meminta bantuan Presiden Ukraina Vododymyr Zelensky untuk mencari keburukan dari anak Joe Biden, mantan wapres AS dan kandidat capres partai demokrat.

Hal itu terkuak ketika seorang whistleblower melaporkan bahwa terjadi main mata antara Ukraina dan Pemerintahan Trump.

Pekan lalu, kubu Trump akhirnya membuka transkrip percakapan dengan Presiden Zelensky, sekaligus membuka laporan si whistleblower ke publik. Presiden Zelensky juga mengaku tak ada dorongan Trump untuk mencari keburukan anak Joe Biden.

"Kita berbicara tentang banyak hal. Saya pikir, dan kamu sudah membacanya (transkrip), bahwa tak ada yang menekan saya," ujar Zelensky dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Kasus Joe Biden di Ukraina adalah akibat dugaan ia mengintervensi kasus yang menjerat anaknya, Hunter Biden, di Ukraina. Hunter memiliki bisnis gas di Ukraina.

Nancy Pelosi, Ketua DPR AS, berkata sudah memulai "secara formal" memulai langkah pemakzulan Presiden Donald Trump. Hal itu dimulai hampir setahun sebelum pilpres AS pada November tahun depan.


Pengganti Lagarde di IMF

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Dok: Twitter @KGeorgieva

Kristalina Georgieva resmi diangkat menjadi orang nomor satu di IMF. Ia menggantikan posisi Christine Lagarde yang terpilih untuk memimpin Bank Sentral Eropa.

Dilaporkan Reuters, Georgieva menjadi pemimpin IMF pertama yang berasal dari negara berkembang, yakni Bulgaria. Sebelumnya, ekonom yang pernah menimba ilmu di London School of Economics ini menjabat sebagai pelaksana tugas Presiden Bank Dunia.

Kepada pers, Georgieva mengaku langsung siap untuk bekerja. Ia mulai efektif bekerja sebagai pemimpin IMF pada Selasa, 1 Oktober 2019.

Georgieva juga sempat bekerja di Komisi Eropa. Semasa bekerja di Bank Dunia dan Komisi Eropa, wanita itu membangun reputasi sebagai sosok lugas, pendukung kesetaraan gender, dan memimpin perlawanan global melawan perubahan iklim.

Beragam tantangan pun harus dihadapi Georgieva. Yang paling utama adalah potensi krisis ekonomi global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta meningkatnya level utang.

"Tanda-tanda peringatan mulai terlihat, dan kita harus siap diuji," ujarnya.

Sebagai pemimpin IMF, Georgieva akan fokus untuk menolong anggota IMF agar bisa meminimalisir risiko. Ia pun akan memperhatikan semua anggota baik itu dari negara besar atau kecil.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya