Saingan Donald Trump di Partai Republik Dukung Pemakzulan Presiden AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump diduga terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 25 Sep 2019, 13:33 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 13:33 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Amerika Serikat - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diduga terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan. Ketua DPR Amerika Serikat (House of Representatives) Nancy Pelosi langsung mengumumkan secara resmi penyelidikan dalam upaya memakzulkan Donald Trump.

Dua dari tiga tokoh Partai Republik --penantang Donald Trump untuk bersaing sebagi calon presiden AS 2020-- mendukung upaya pemakzulan tersebut. Mereka adalah Joe Walsh dan Bil Weld.

Pemakzulan dilakukan terkait dengan adanya laporan yang menyebut Donald Trump meminta bantuan Ukraina untuk mencari kesalahan calon utama Partai Demokrat dalam pemilihan presiden, Joe Biden.

Laporan sejumlah media mengatakan, Trump telah menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki kandidat calon presiden Partai Demokrat Joe Biden dan putranya, Hunter, yang pernah bekerja di sebuah perusahaan gas Ukraina. 

"Yang dilakukan Ukraina bersama presiden (Trump) adalah gabungan pengkhianatan, suap dan pelanggaran dan kejahatan besar lain," kata Weld yang merupakan mantan Gubernur Massacusetts. "Satu hal yang benar-benar jelas itu adalah dasar untuk pemecatan (Trump) dari jabatan (presiden AS)."

Walsh yang juga mantan anggota Kongres AS dari Illinois, setuju atas pernyataan Weld. "Donald Trump akan layak untuk dimakzulkan sesegera mungkin," ujar Walsh. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bantahan Donald Trump

Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Sebelumnya Trump mengukuhkan ia telah mengatakan kepada stafnya untuk menahan sekitar 400 juta dolar dana bantuan bagi Ukraina selama beberapa hari sebelum melakukan pembicaraan telpon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

"Soal menahan anggaran tersebut, semuanya sudah dikucurkan," ujar Donald Trump. "Tetapi keluhan saya selalu, dan saya akan menahan lagi, dan akan terus menerus menahan dana seperti itu hingga Eropa dan negara-negara lain ikut berkontribusi pada Ukraina."

Trump bersikeras ia tidak melakukan kesalahan ketika menelpon Zelenskiy, tetapi mengakui bahwa "ada tekanan terkait Joe Biden. Apa yang Joe Biden lakukan bagi putranya merupakan sesuatu yang seharusnya diselidiki."

Tak lama setelah Trump berbicara hari Selasa, tim kampanye Joe Biden mengatakan mantan presiden itu berencana menyerukan Kongres untuk memulai proses pemakzulan terhadap Trump jika pemerintahnya tidak mulai bekerjasama secara penuh dengan penyelidikan Kongres dan memenuhi perintah pengadilan.

Anggota Kongres yang juga tokoh hak-hak sipil John Lewis juga mendukung proses pemakzulan Trump, dengan mengatakan kepada mitra-mitranya di DPR bahwa ia "telah bersabar sambil mengupayakan setiap cara lain" dan mengingatkan "masa depan demokrasi kini menjadi taruhan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya