Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung program luar angkasa NASA untuk mengirim kembali astronot ke Bulan pada 2024. Tetapi, Bulan hanya akan mejadi tempat singgah astronot karena tujuan utamanya adalah ke Mars.
"Kami akan pergi ke Mars," kata Trump seperti dilansir space.com, Senin (23/9/2019).
Baca Juga
Menurut Trump, Mars adalah target yang lebih menarik daripada Bulan.
Advertisement
"Kami berhenti di Bulan. Bulan sebenarnya adalah landasan peluncuran," kata Trump.
"Itu sebabnya kita berhenti di Bulan. Aku berkata, 'Hei, kita sudah ke Bulan. Itu tidak begitu menarik.' Jadi kita akan ke Bulan, tapi kita sebenarnya ke Mars. "
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ke Mars dari Bulan
Pejabat luar angkasa AS mengatakan bahwa Bulan hanya akan menjadi tempat singgah bagi kru sebelum akhirnya ke Mars.
Batas waktu yang ditetapkan NASA untuk kembali ke Bulan pada 2024 diumumkan pada Maret 2019 oleh Wakil Presiden AS Mike Pence. Trump juga telah menandatangani Space Policy Directive 1 pada Desember 2017 yang memerintahkan NASA mengirim astronot ke bulan dan bertujuan untuk Mars.
Pada Juni 2019, Trump melalui akun Twitter-nya mengkritik fokus NASA yang akan kembali mendaratkan astronot ke Bulan. "Untuk semua uang yang kita keluarkan, NASA tidak boleh berbicara tentang pergi ke Bulan - Kami melakukannya 50 tahun yang lalu," tulisnya, menekankan bahwa Mars harus menjadi tujuan.
Kepala NASA Jim Bridenstine sejak saat itu menekankan bahwa Bulan adalah stasiun jalan utama untuk misi kru masa depan ke Mars.
Pendaratan di Bulan pada 2024 adalah tujuan utama dari program Artemis, yang mengembangkan megarocket Space Launch System dan pesawat ruang angkasa Orion besar untuk menerbangkan para astronot ke dan dari lingkungan bulan. NASA juga mengembangkan rencana membuat sebuah stasiun di dekat bulan, yang disebut Gerbang Lunar, untuk berfungsi sebagai tempat pendaratan agar dapat mengeksplorasi permukaan Bulan.
Advertisement
Dorongan internasional ke bulan
Berbeda dengan era Apollo, di mana AS berusaha menyaingi Uni Soviet yang saat itu sudah ke Bulan, misi NASA saat ini tidak dilakukan sendiri. Badan Antariksa Eropa sedang membangun modul layanan untuk Orion dan NASA dan telah menerima komitmen dari Kanada serta Jepang untuk bekerja sama dalam eksplorasi Bulan.
Pada Sabtu 21 September, NASA menambahkan Badan Antariksa Australia menjadi mitra misi ke Bulan dengan perjanjian untuk bekerja sama dalam proyek-proyek Bulan mendatang. Kepala Badan Antariksa Australia Megan Clark dan Wakil Administrator NASA Jim Morhard menandatangani pernyataan bersama tentang niat untuk kerja sama ruang angkasa.
"Kami merasa terhormat dengan pernyataan hari ini dan komitmen teman-teman kami dari Australia untuk mendukung kami dalam misi kami untuk kembali ke Bulan pada 2024 dengan program Artemis," kata Morhard dalam pernyataan NASA.
"Hubungan kuat antara NASA dan Badan Antariksa Australia menegaskan komitmen NASA untuk membangun eksplorasi berkelanjutan dengan mitra komersial dan internasional kami pada 2028."