Lahan di Bekasi Masih Jadi Penghambat Pembangunan LRT Jabodebek

Menteri ATR/BPN sudah turun tangan untuk melakukan penyelesaian dengan beberapa warga di Bekasi terkait proyek LRT Jabodebek.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2019, 12:39 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 12:39 WIB
Ditinggal Mudik Pekerja, Pembangunan Infrastruktur Dihentikan Sementara
Suasana sepi terlihat di proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek lintas pelayanan dua rute Cawang-Dukuh Atas di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (18/6). Seluruh proyek infrastruktur masih ditinggal mudik para pekerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menggelar rapat koordinasi (rakor) terkait percepatan pembangunan LRT Jabodebek.

Adapun sejumlah menteri yang hadir yakni Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil.

"Pak Menko (Luhut) igin pastikan semua berjalan sesuai dengan target. Maka sering sekali Pak Menko mengadakan rapat begini evaluasi apa hambatannya apa masalah pembayarannya ada masalah apa saja gitu loh," kata Menteri Sofyan usai rakor di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Menteri Sofyan menyebut dari hasil evaluasi yang dilakukan bersama nyatanya masih ada sedikit masalah terkait dengan lahan yang ada di Bekasi. Akan tetapi, sejauh ini pihaknya sudah turun tangan untuk melakukan penyelesaian dengan beberapa warga di Bekasi.

"Ada tanah yang belum beres di Bekasi beberapa bidang. Tapi satu bidang belum beres kan menganggu juga. Kalau tanah yang di Bekasi aja sedikit tapi masalahnya sedang kita konsinyasi," kata dia.

Menteri Sofyan melanjutkan hambatan di lapangan sendiri memang tidak mudah apalagi banyak masyarakat yang sulit untuk dipindahkan. Namun, sesuai dengan Undang-Undang belaku pihaknya tetap berkomitmen membenahi persoalan tahah tersebut.

"Iya hambatannya macem-macem orang gak mau dibebaskan gitu kan, tapi Undang-Undang nomor 2 sudah cukup efektif kalau tidak setuju kita konsinyasi. nanti pengadilan yang menerima, baru kita proses," imbuhnya

Berdasarkan data PT Adhi Karya progres pembangunan LRT Jabodebek baru mencapai 67,77 persen. Adapun untuk Cawang-Cibubur sudah mencapai 85,28 persen. Kemudian untuk Cawang -Kuningan - Dukuh Atas sudah mencapai 55,91 persen, dan terakhir Cawang - Bekasi Timur mencapai 59,12 persen.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Subsidi untuk LRT Jabodebek Masih Dibahas

LRT Jabodebek
Suasana proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek terlihat dari atas di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Jadwal pengoperasian LRT Jabodebek molor dari target yang pada awalnya direncanakan bisa beroperasi pada 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih mengkaji besaran subsidi‎ untuk kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dari sisi teknis LRT Jabodebek sudah siap diuji coba yang rencananya akan dilakukan pada Oktober 2019 untuk ruas Cibubur-Cawang.

"LRT ini kita lihat kalau segi teknis Cibubur Cawang dimungkinkan Oktober," kata Budi, di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (15/9/2019).

Menurut Budi, saat ini instansinya sedang membahas besaran subsidi untuk moda transportasi masal tersebut, hal ini agar subsidi yang dikucurkan memberikan daya tarik untuk masyarakat menggunakan LRT.

"kita tak ingin subsidi yang diberikan enggak kasih dampak. kalau penumpang enggak banyak ya kita evaluasi," tuturnya.

Budi berharap, uji coba LRT bisa dilakukan sampai Dukuh Atas, namun akan dilakukan evaluasi telebih dahulu. Untuk uji coba rute Cibubur -Cawang akan dilakukan koordinasi terlebih dahulu.

"Harapannya Cibubur-Dukuh Atas, kita masih koordinasi disana evaluasi satu dua minggu ini apakah Cibubur Cawang bisa dilaksanakan,"tandasnya.

LRT Jabodebek Batal Beroperasi November 2019

LRT Jabodebek
Kendaraan melintas di bawah proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Jadwal pengoperasian LRT Jabodebek molor dari target yang pada awalnya direncanakan bisa beroperasi pada 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Light Rail Transit (LRT) jalur Cibubur-Cawang tidak dapat beroperasi pada akhir tahun ini. Padahal sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno optimis LRT sudah dapat beroperasi pada bulan November 2019.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyebutkan saat ini progres pembangunan jalur tersebut memang sudah mencapai 90 persen. Namun operasional harus menunggu sampai jalur Cawang-Dukuh Atas selesai.

"Cawang-Cibubur di atas 90 persen, dari Bekasi-Cawang rata-rata 80 persen kecuali depo. Dari Cawang-Dukuh Atas 60 persen," kata dia saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (13/9).

Dia mengungkapkan, hasil rapat memutuskan operasional LRT tidak dapat dilakukan sampai Cawang saja. Adapun saat ini pembangunan LRT menuju Dukuh Atas masih 60 persen.

"Itu salah satu yang dibahas tadi dari konsultan menyampaikan kalau sampai Cawang ridershipnya kan sedikit, sehingga ada pengaruhnya terhadap subsidi. Kita baru akan operasikan usulan rapat apabila itu dioperasikan dari Cibubur sampai Dukuh Atas," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya