Jokowi Geram Perbankan Tak Kunjung Turunkan Suku Bunga Kredit

Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5 persen.

oleh Bawono Yadika diperbarui 06 Nov 2019, 12:17 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2019, 12:17 WIB
Reaksi Jokowi Saat Dengar Penyidik KPK Disiram Air Keras-Jakarta- Angga Yuniar-20170411
Jokowi telah menginstruksikan kepada Kapolri untuk segera mencari tahu siapa pelaku penyiraman air keras kepada penyidik KPK, Novel Baswedan, Jakarta, Selasa (11/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) banyak memberikan teguran terkait industri keuangan dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Fairmont Hotel hari ini.

Salah satu yang paling jelas tegurannya ialah industri perbankan yang sampai dengan hari ini belum juga menurunkan suku bunga kredit.

"Saya mengajak untuk memikirkan secara serius untuk menurunkan suku bunga kredit. Negara lain sudah turun, turun, turun, kita BI-rate sudah turun, bank-nya belum. Ini saya tunggu," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

 

Seperti diketahui, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5 persen pada 24 Oktober 2019.

Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing turun 25 persen menjadi 4,25 persen dan 5,75 persen.

Sementara itu, Kepala Riset Buana Capital Suria Dharma meyakini bahwa perbankan akan secara bertahap menurunkan suku bunga kredit.

"Pelan-pelan karena mereka (perbankan juga mau perbaiki net interest margin (NIM) atau marjin bunga bersih terlebih dahulu," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Pangkas Suku Bunga Acuan, Kapan Bunga Kredit Turun?

Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi pada angka 5,00 persen pada hari ini.

Kepala Riset Buana Capital Suria Dharma menilai, kebijakan penurunan suku bunga acuan BI memang upaya bertahap untuk memperbaiki margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).

Selain itu, pemangkasan suku bunga dinilai juga akan memperbaiki likuiditas perbankan, meskipun masih tetap membutuhkan penyesuaian terhadap efek penurunan suku bunga.

"Kalau suku bunga turun, berarti itu kan positif. Bagus dong," kata dia kepada Liputan6.com, seperti dikutip Jumat (27/10/2019).

Untuk penurunan kredit perbankan, dia bilang, industri keuangan dipastikan akan secara bertahap melakukan penurunan kredit.

"Untuk bank-bank, yang pasti pelan-pelan mereka akan turunkan. Karena mereka juga mau perbaiki NIM dulu," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjabarkan memang membutuhkan waktu bagi perbankan untuk menurunkan kredit.

Misalnya saja, bunga deposito dari Juli hingga September 2019 baru turun 26 bps. Sedangkan transmisi ke suku bunga kredit juga jauh lebih kecil, yaitu hanya 8 bps dari Juli hingga Agustus 2019.

"Berarti memang ini ada jeda. Harapannya suku bunga deposito (juga kredit) akan menurun lagi. Karena BI sudah turunkan 10 bps dengan harapan bank akan menurun (suku bunga kredit dan deposito) karena bank perlu waktu untuk menyesuaikan suku bunganya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya