Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha, Sandiaga Uno, mengaku belum memiliki rencana untuk kembali menambah jumlah saham di PT Saratoga Investama Tbk (SRTG). Saat ini, dirinya tercatat masih menjadi pemegang 21,51 persen saham Saratoga, setelah sebelumnya sempat dijual ke publik.
"Belum ada rencana sih. Kita liat value-nya," kata Sandiaga Uno saat di temui di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Sandiaga Uno mengatakan, sejauh ini juga belum ada pembicaraan langsung dari manajemen bagaimana langkah ke depan perusahaan itu bergerak. Paling tidak, pada awal tahun mendatang dirinya akan melakukan dialog untuk sama-sama melakukan pemetaan terhadap kinerja perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
"Tapi kalau potensi saling membantu ada, banyak di minta sih sama anak-anak usahanya Saratoga untuk bantu dorong produk baru yang dimiliki salah satu anak perusahaan. Ya dibantu untuk promo gitu aja sih. Sosial medianya dibenahi. Tapi udah enggak bicara di tatanan strategis lagi," jelas dia.
Kendati begitu, Sandiaga Unoitu menilai Saratoga saat ini dalam posisi sangat baik. Portofolio investasi perusahaan juga menunjukkan kinerja yang baik.
"Karena investasinya mereka menunjukkan kinerja yang baik begitu. Kalau proyeknya bagus kita bicarakan sama manajemen dan pemegang saham yang lain," ujarnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sandiaga Uno Tegaskan Tidak Ada Tawaran Jadi Direksi BUMN
Pengusaha, Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan bahwa tidak ada tawaran apapun terahdap dirinya untuk menjadi salah satu direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pernyataan ini sekaligus mengklarifikasi adanya anggapan bahwa dirinya telah ditawari kursi oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
"Tidak ada (tawaran), tidak ada pembicaraan dan menurut saya BUMN itu perlu dikelola dengan the best of the best of talent," kata Sandiaga saat ditemui di Jakarta, Rabu (20/11).
BACA JUGA
Sandiaga menilai, posisi BUMN itu harus betul-betul bukan berasal dari kalangan politik. Sementara dirinya sadar konsekuensi yang diterima apabila berada di perusahaan plat merah. Artinya jabatan di partai politik harus dilepaskan terlebih dahulu dan hal itu bukan menjadi pilihan Sandi.
"Saya sampaikan BUMN itu tempat yang harus betul betul tidak berpolitik, sebagai kader dari Gerindra saya sampaikan kepada Pak Erik BUMN ini akan sangat disorot karena stakeholder ini punya rakyat jadi jangan dia nanti pusing karena aspek politik nanti yang mendominasi," jelasnya.
Advertisement