Pemerintah Ajak Pengusaha AS Investasi di Indonesia

Pemerintah Indonesia mengadakan Business Forum on Trade, Tourism, and Investment in Indonesia di New York, Amerika Serikat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Nov 2019, 13:42 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2019, 13:42 WIB
Bahlil Lahadalia
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan optimismenya akan pertumbuhan investasi di Indonesia pada Business Forum on Trade, Tourism, and Investment in Indonesia di New York, Amerika Serikat.

“Terdapat sekitar Rp 700 triliun investasi (baik PMA maupun PMDN) yang siap dieksekusi dan rencana investasi senilai hampir Rp 1.000 triliun yang siap masuk keIndonesia,” ungkapnya meyakinkan investor AS melalui video.

Oleh karena itu, untuk mempercepat realisasi investasi, Presiden telah meminta agar semua perizinan kementerian dan lembaga didelegasikan kepada BKPM, termasuk insentif pajak.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam sambutannya menyampaikan di tengah perang dagang antara AS dengan Tiongkok, Indonesia dapat menjadi alternatif sumber produk dan tujuan investasi bagi AS.

"Indonesia menargetkan peningkatan total perdagangan dengan AS sebesar dua kali lipat dalam lima tahun," kata Mahendra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Produk Unggulan

Pekerja Pabrik Tekstil
Pekerja Pabrik Tekstil. Dok Kemenperin

Untuk itu, di bawah koordinasi KBRI Washington DC, Indonesia telah mengidentifikasi sejumlah produk utama untuk ditingkatkan perdagangannya dalam waktu dekat mencakup tekstil, produkkaret, alas kaki, mesin elektronik, dan furnitur.

Sementara itu, beberapa produk potensial seperti produk kimia, mainan anak, dan kertas, serta produk strategis seperti mesin, produk plastik, dan suku cadang kendaraan membutuhkan investasi untuk ditingkatkan daya saing dan produksinya.

Selain itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan, AS dan Indonesia merupakan dua mitra dagang yang komplementer, bukan kompetitor, dengan nilai total perdagangan USD 29 miliar tahun lalu.

Wamendag juga mengutarakan kebijakan perdagangan yang mencakup peningkatan ekspor melalui integrasi ke dalam rantai nilai global, penyederhanaan prosedur, efisiensi logistik, serta diplomasi ekonomi dan pengembangan pasar.

 


Nilai Perdagangan Indonesia-AS

Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia dan AS membukukan peningkatan nilai perdagangan dalam tiga tahun terakhir, dari USD 25,2 miliar (2016) menjadi USD 29 miliar (2018).

Dalam lima tahun terakhir, AS juga tercatat sebagaisumber investasi asing terbesar kedelapan di Indonesia dengan nilai realisasi investasi USD 6,6miliar, belum termasuk sektor hulu migas dan keuangan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya