Liputan6.com, Jakarta Boeing, produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS), akan menghentikan sementara produksi pesawat 737 Max pada bulan depan. Ini merupakan keputusan dewan komisaris dan juga direksi dari perusahaan.
Penghentian sementara produksi 737 Max ini menyusul krisis terburuk dalam sejarah perusahaan yang telah berdiri selama 103 tahun ini, yaitu dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.
Dikutip dari The News York Times, Selasa (17/12/2019), sebelumnya beberapa petinggi Boeing mengisyaratkan bahwa Boeing 737 Max akan bisa terbang sebelum akhir tahun ini. Pesawat ini memang dibebastugaskan di seluruh dunia usai kecelakaan maut tersebut.
Advertisement
Baca Juga
CEO Boeing Dennis Muilenburg sendiri menyebutkan bahwa penghentian sementara produksi akan lebih efisien daripada memangkas produksi lagi.
Untuk diketahui, pada April lalu, perusahaan memangkas produksi hingga 20 persen menjadi 42 pesawat per bulan. Saat ini setidaknya ada 400 pesawat Max yang berada di fasilitas parkir utama Boeing di Washington.
Dikutip dari CNBC, dengan penghentian produksi ini, Boeing mengaku tidak akan merumahkan para pekerja di pabrik Renton, Washington, tempat 737 Max diproduksi. Beberapa pekerja dari 12 ribu orang di sana akan dipindahkan sementara.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Boeing Perbaiki 7 Ribu Pesawat Usai Banyaknya Kerusakan Fatal
Sebelumnya, penyelidik kecelakaan fatal pada pesawat Southwest Airlines tahun lalu merekomendasikan Boeing untuk memperbaiki mesin pada hampir 7 ribu pesawat untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan.
Seorang penumpang meninggal di pesawat ketika bilah kipas pecah dan menyebabkan bagian dari penutup mesin mengenai bagian jet. Itu mengakibatkan pecahnya salah satu jendela, dan kabin dengan cepat tertekan. Para kru akhirnya dapat mendaratkan pesawat, tetapi wanita yang duduk di sebelah jendela itu menjadi korban.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, yang menyelidiki kecelakaan itu, merekomendasikan pada Selasa (19/11/2019) bahwa Boeing sebaiknya mendesain ulang bagian luar penutup mesin jet pesawat untuk mencegah kejadian serupa terjadi. Demikian dikutip dari CNN, Rabu (20/11/2019).
Dikatakan bahwa semua pesawat seri Boeing 737 Next Generation harus dilengkapi dengan perbaikan apa pun yang muncul pada Boeing.Â
BACA JUGA
Boeing telah mengirimkan sekitar 6.700 dari 737 jet NG ke maskapai penerbangan di seluruh dunia, tetapi telah berhenti menerima pesanan baru bagi mereka karena bergeser ke 737 Max.Â
Pesawat Boeing 737 NG belum terpengaruh oleh landasan 737 Max setelah dua kecelakaan fatal. Tetapi 737 NG memiliki masalah keamanan lainnya, termasuk penemuan retakan pada beberapa pesawat tua pada bagian yang digunakan untuk menjaga sayap tetap di tempatnya.
Kerusakan tersebut telah mengandangkan sejumlah pesawat 737 NG. Keputusan akhir tentang perbaikan pesawat, tergantung pada Administrasi Penerbangan Federal, bukan NTSB, yang perannya adalah untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
Namun, Boeing (BA) mengatakan pihaknya sudah bekerja pada peningkatan desain mesin untuk mengatasi rekomendasi NTSB. Dan dikatakan sampai perbaikan itu dilakukan, inspeksi bilah kipas akan memungkinkan pesawat beroperasi dengan aman.
"Tujuan bersama kami adalah membantu mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan," katanya. NTSB tidak menyalahkan Boeing (BA) atau Southwest (LUV), mengatakan bahwa celah pada bilah kipas tidak dapat dideteksi dan bahwa risiko selubung mesin terlepas tidak diketahui sebelum kejadian ini.
Tetapi saham Boeing turun sebanyak 2% segera setelah laporan dirilis, meskipun kemudian pulih banyak dari kerugian itu.
Advertisement