Boeing Perbaiki 7 Ribu Pesawat Usai Banyaknya Kerusakan Fatal

Perusahaan dirgantara Boeing merasa perlu melakukan perbaikan terhadap 7.000 pesawat karena banyaknya kerusakan fatal yang terjadi tahun lalu.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Nov 2019, 15:37 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2019, 15:37 WIB
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

Liputan6.com, New York - Penyelidik kecelakaan fatal pada pesawat Southwest Airlines tahun lalu merekomendasikan Boeing untuk memperbaiki mesin pada hampir 7 ribupesawat untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan.

Seorang penumpang meninggal di pesawat ketika bilah kipas pecah dan menyebabkan bagian dari penutup mesin mengenai bagian jet. Itu mengakibatkan pecahnya salah satu jendela, dan kabin dengan cepat tertekan. Para kru akhirnya dapat mendaratkan pesawat, tetapi wanita yang duduk di sebelah jendela itu menjadi korban.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, yang menyelidiki kecelakaan itu, merekomendasikan pada Selasa (19/11/2019) bahwa Boeing sebaiknya mendesain ulang bagian luar penutup mesin jet pesawat untuk mencegah kejadian serupa terjadi. Demikian dikutip dari CNN, Rabu (20/11/2019).

Dikatakan bahwa semua pesawat seri Boeing 737 Next Generation harus dilengkapi dengan perbaikan apa pun yang muncul pada Boeing.

Boeing telah mengirimkan sekitar 6.700 dari 737 jet NG ke maskapai penerbangan di seluruh dunia, tetapi telah berhenti menerima pesanan baru bagi mereka karena bergeser ke 737 Max. 

Pesawat Boeing 737 NG belum terpengaruh oleh landasan 737 Max setelah dua kecelakaan fatal. Tetapi 737 NG memiliki masalah keamanan lainnya, termasuk penemuan retakan pada beberapa pesawat tua pada bagian yang digunakan untuk menjaga sayap tetap di tempatnya.

Kerusakan tersebut telah mengandangkan sejumlah pesawat 737 NG. Keputusan akhir tentang perbaikan pesawat, tergantung pada Administrasi Penerbangan Federal, bukan NTSB, yang perannya adalah untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.

Namun Boeing (BA) mengatakan pihaknya sudah bekerja pada peningkatan desain mesin untuk mengatasi rekomendasi NTSB. Dan dikatakan sampai perbaikan itu dilakukan, inspeksi bilah kipas akan memungkinkan pesawat beroperasi dengan aman.

"Tujuan bersama kami adalah membantu mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan," katanya. NTSB tidak menyalahkan Boeing (BA) atau Southwest (LUV), mengatakan bahwa celah pada bilah kipas tidak dapat dideteksi dan bahwa risiko selubung mesin terlepas tidak diketahui sebelum kejadian ini.

Tetapi saham Boeing turun sebanyak 2% segera setelah laporan dirilis, meskipun kemudian pulih banyak dari kerugian itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya