Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkena pemakzulan oleh DPR AS lewat voting pada Rabu sore waktu setempat, atau Kamis (19/12/2019) waktu Indonesia. Pemakzulan ini berdampak bukan hanya di lingkup negara Paman Sam, namun seluruh dunia termasuk dalam ekonomi global.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, pemakzulan Trump tentu akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global terutama dalam jangka pendek.
Advertisement
Baca Juga
"Pengaruhnya di nilai tukar, tapi itu juga dipengaruhi oleh seberapa baik kondisi ekonomi suatu negara. Alhamdulillah di Indonesia, pengaruhnya minimal," tutur Perry di kantornya, Kamis (19/12/2019).
Dirinya melanjutkan, hal ini tercermin dari nilai tukar rupiah yang semakin menguat. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah masih berada di bawah Rp 14 ribu, tepatnya di kisaran Rp 13.980 hingga Rp 13.990.
Hingga November, rupiah telah menguat sebesar 0,93 persen. Sedangkan dari Januari, rupiah telah menguat sebesar 2,9 persen.
Kondisi ekonomi Indonesia sendiri menguat ditopang oleh beberapa faktor, seperti konsumsi rumah tangga yang terjaga, ekspansi fiskal dan perbaikan ekspor.
"Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia cukup baik, stabilitas terjaga, CAD terjaga, nilai tukar rupiah juga membaik. Itu memberi ketahanan dari sisi ekonomi kita dari dampak global," ungkapnya.
Sri Mulyani Waspadai Dampak Pemakzulan Donald Trump Terhadap Ekonomi RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan Indonesia harus mewaspadai dampak dari pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebab kondisi ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi global.
“Bagi kita tentu dari sisi politik dinamika proses politik yang terjadi di negara itu. Kita hormati saja yang terjadi di proses itu. Bagi kita yang harus diwaspadai yaitu pengaruh merembes ke perekonomian kita,” kata dia, di kantornya, Jakarta, Kamis (19/12).
Dia menjelaskan meski hal itu merupakan kondisi politik dalam negeri AS, namun negara tersebut merupakan pusat ekonomi terbesar sehingga dampaknya akan kemana-mana.
“Ini suatu proses politik di AS yang elite sangat terbelah antara republikan dan demokrat yang telah menimbulkan sesuatu ketegangan dan kondisi politik yang eskalasinya sangat tinggi sampai kepada impeachment. Sebagai negara ekonomi terbesar di dunia dinamika ini akan memberikan pengaruh,” ujarnya.
Dampak pertama, kata dia, akan mempengaruhi confidence atau kepercayaan diri AS jelang pemilu 2020.
“Ini akan menimbulkan confidence yang melemah dari pelaku ekonomi sehingga mempengaruhi kesehatan ekonomi Amerika perlu kita waspadai. Karena seperti saya sampaikan tadi AS merupakan satu satunya negara maju yang relatif tumbuhnya cukup kuat. Tetapi kemarin suku bunga federal Reserve sudah berhenti naik,” ujar Sri Mulyani.
Advertisement